pemberian ASI dapat menurunkan angka risiko kesakitan dan kematian pada anak. Semua zat gizi yang terkandung sangat mencukupi asupan gizi bayi.
Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti mengatakan pemberian ASI eksklusif yang diberikan ibu kepada bayi merupakan salah satu cara untuk membantu negara memutuskan rantai kemiskinan dalam masyarakat.
“ASI juga salah satu upaya untuk memutus rantai kemiskinan. Pada dua tahun pertama, itu merupakan masa yang penting. Pemberian ASI eksklusif dilakukan enam bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun,” kata Dwiana dalam Webinar Hari Kesehatan Nasional Ke-57 "Anak Sehat Indonesia Tumbuh" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Dwiana menjelaskan di dalam aspek pembangunan sumber daya manusia, pemberian ASI dapat menurunkan angka risiko kesakitan dan kematian pada anak. Hal itu disebabkan karena semua zat gizi yang terkandung dalam ASI sangat mencukupi asupan gizi bayi.
Selain itu, ASI eksklusif yang terus diberikan selama dua tahun dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara lebih optimal juga terhindar dari berbagai penyakit kronis maupun stunting (kekerdilan) yang menyebabkan turunnya kemampuan kognitif anak dalam belajar.
Rutinnya pemberian ASI pada anak, kata dia, dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak saat tumbuh besar sehingga meningkatkan produktivitas kehadiran di sekolah yang akan berdampak pada jenjang pendidikan tinggi yang membantu meningkatkan taraf hidupnya.
Melalui pendidikan tinggi itu, secara tidak langsung akan berpengaruh pada sektor perekonomian negara. Dia mengatakan, pendidikan tersebut nantinya akan membantu anak bisa memiliki pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat memutus rantai kemiskinan.
Menurut Dwiana, ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi juga dapat menekan pengeluaran keluarga untuk membeli kebutuhan anak seperti susu formula maupun biaya berobat ke fasilitas kesehatan.
Ia berharap pemberian ASI eksklusif pada anak dapat terus ditingkatkan sehingga generasi bangsa dapat menjadi penerus yang tumbuh sehat, cerdas dan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan negara.
“Jadi apabila kita bisa membantu untuk ibu tetap memberikan ASI saja, ini sudah menjadi rantai utama untuk mengawali memutus rantai kemiskinan jadi ini harus dicamkan dengan baik,” ucap dia.Baca juga: Informasi seputar menyusui yang perlu ibu ketahui sejak hamil
Baca juga: IDAI minta Pemerintah segera buat aturan terkait donor ASI
Baca juga: Kemenkes kampanyekan pemberian ASI melalui Pekan Menyusui Sedunia 2021
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021