• Beranda
  • Berita
  • PLTA Saguling beri tegangan pertama saat mati lampu total di Jawa

PLTA Saguling beri tegangan pertama saat mati lampu total di Jawa

11 November 2021 23:39 WIB
PLTA Saguling beri tegangan pertama saat mati lampu total di Jawa
Direktur Utama Indonesia Power Ahsin Sidqi sedang menjelaskan peran strategis PLTA Saguling dalam sistem kelistrikan di Jawa dan Bali. ANTARA/Sugiharto Purnama

Saguling ini keistimewaan line charging. Ketika blackout, pengisian daya dari Saguling ke Suralaya

Pembangkit listrik di Waduk Saguling menjadi satu-satunya pembangkit listrik tenaga air yang dapat memberikan tegangan pertama bila terjadi pemadaman listrik total atau blackout di seluruh Jawa.

PLTA Saguling berfungsi memasok listrik untuk menghidupkan mesin-mesin pembangkit yang padam akibat terdampak mati lampu total.

"Saguling ini keistimewaan line charging. Ketika blackout, pengisian daya dari Saguling ke Suralaya," kata Direktur Utama Indonesia Power Ahsin Sidqi di Bandung Barat, Kamis.

Ahsin menyampaikan hanya perlu waktu 15 menit bagi PLTA Saguling untuk menormalkan kondisi pembangkit-pembangkit listrik di Jawa ketika terjadi blackout.

Pada 2019, separuh Jawa sempat terjadi pemadaman listrik secara serentak akibat gangguan pada sistem transmisi 500 kilovolt di Ungaran dan Pemalang yang menyebabkan terganggunya jaringan listrik.

Kala itu PLTA Saguling bertugas memberikan tegangan listrik perdana untuk menghidupkan kembali pembangkit-pembangkit yang padam.

"Kami komando langsung, kami kontak Saguling, kami energize," kata Ahsin.

Alasan PLTA Saguling menjadi alat energize karena pengoperasian pembangkit ini sederhana dan daya yang dihasilkan juga besar.

Menurut Ahsin, petugas cukup membuka keran pipa untuk mengalirkan air dari waduk agar bisa menggerakkan turbin dan membuat listrik menyala. Sedangkan pembangkit lain harus buka pompa dulu dan pemanasan.

"Ketika terjadi gangguan, PLTA Saguling masih dapat dioperasikan sebagai black start sekaligus berperan menjadi pengisian tegangan untuk menopang pembangkit listrik PLTU Suralaya," katanya.

Beroperasi sejak 1985, pembangkit yang dikelola dan dioperasikan oleh Indonesia Power sebagai anak usaha PT PLN (Persero) ini merupakan pembangkit pendukung beban puncak di sistem Jawa-Bali.

PLTA Saguling berkapasitas 700,72 megawatt dan berkontribusi sebesar 2,5 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27,7 gigawatt.

Pembangkit ini mengemban tiga fungsi utama, yaitu baseload, stabilizer, dan mengurangi emisi karena menggunakan energi terbarukan yang bersumber dari air.

Listrik ramah lingkungan dari PLTA Saguling disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Saguling dan dilakukan interkoneksi ke jaringan seluruh Jawa dan Bali melalui Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) berkapasitas 500 kilovolt.

Saat terjadi kendala listrik, pembangkit listrik yang memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali.

Selain itu, PLTA Saguling juga berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan load frequency control (LFC).

Baca juga: PLTA Saguling berfungsi sebagai filter air di Sungai Citarum

Baca juga: PLTA Saguling dukung transisi energi hijau Indonesia

Baca juga: PLTA Saguling dukung beban puncak sistem kelistrikan Jawa-Bali

Baca juga: Pencemaran air Sungai Citarum ancam operasional PLTA

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021