Febty mengkaji karakteristik heterogenitas kerak bumi di Indonesia berdasarkan data geomagnetik untuk pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami di Indonesia.
"Nanti kita bisa tahu kaitan daerah aman dan bahaya gempa ini dari nilai medan magnetiknya," kata Febty saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Febty melakukan riset mulai tahun 2020 dan menargetkan peta jalan tahap 1 bisa selesai pada 2025. Target peta jalan tahap 1 yakni menjawab validitas data geomagnetik untuk prekursor gempa bumi dan pemetaan karakteristik heterogenitas kerak bumi di Indonesia.
Febty menjelaskan bahwa kerak bumi di Indonesia sangat kompleks karena keberadaan beberapa lempeng aktif dunia.
Dengan menganalisis data geomagnetik, ia melanjutkan, karakteristik kerak bumi Indonesia bisa diketahui dan digunakan untuk memetakan bahaya, risiko, dan kerentanan suatu daerah terhadap gempa.
Ia menjelaskan pula bahwa pada tahun 2022 riset akan difokuskan untuk memetakan heterogenitas kerak bumi di wilayah Pulau Lombok.
Baca juga:
Rumah komposit tahan gempa bisa jadi solusi mitigasi bencana
844 kali gempa terjadi sepanjang Oktober 2021
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021