"Indonesia masih harus berjuang keras memajukan kesehatan seluruh warga bangsa," kata Haedar melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, mengembangkan sistem kesehatan nasional yang tangguh dan dapat menyejahterakan kesehatan rakyat menjadi agenda strategis, terutama untuk mengatasi masalah-masalah krusial di bidang kesehatan di negeri ini.
"Apalagi di saat pandemi COVID-19 yang kian menambah berat beban dunia kesehatan, yang meniscayakan usaha simultan dalam mengatasi dan mengakhirinya," kata dia.
Oleh karena itu, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, ia mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama membangkitkan gerakan kesehatan.
Ia menuturkan atas ikhtiar pemerintah dan seluruh komponen bangsa, penularan virus corona mulai melandai sehingga Indonesia termasuk yang berhasil menekan angka COVID-19 melebihi negara-negara lain.
Namun demikian, menurut Haedar, pandemi masih belum berakhir dan dia meminta semua pihak tetap seksama dengan mengawal segala usaha untuk mengatasinya.
Negara dan warga bangsa, kata dia, juga perlu memberikan penghargaan kepada para tenaga kesehatan dan sukarelawan yang berjiwa pahlawan dalam menghadapi pandemi.
"Mereka berada di garis depan sekaligus benteng terakhir melawan COVID-19 yang mematikan. Demikian halnya dengan ikhtiar seluruh pihak yang berjibaku bersama dalam mengatasi pandemi yang menjadi musibah besar bangsa Indonesia dan warga dunia," ujar Haedar.
Muhammadiyah, katanya, termasuk organisasi kemasyarakatan dan keagamaan yang bergerak di garda depan dalam usaha mengatasi pandemi sejak awal wabah ini terjadi di negeri ini.
"Seluruh komponen Muhammadiyah, melalui MCCC, Aisyiyah, organisasi otonom, majelis dan lembaga, amal usaha serta seluruh warga berkiprah nyata menghadapi musibah berat tersebut, termasuk dalam memberikan panduan keagamaan dan beribadah di saat pandemi serta usaha mengatasi dampaknya," kata Haedar.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021