Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Marry Truss biasa disapa Liz Truss mengaku bangga bisa membantu wirausahawan baru dalam bisnis teknologi rintisan untuk menjadi unicorn Indonesia di masa depan yang diwadahi di Bogor Creative Center (BCC).
Hal itu diungkapkan Liz Truss, Jumat, saat meluncurkan program Nurture to Scale yang membina 35 bisnis teknologi rintisan oleh Kedutaan Inggris untuk Indonesia di BCC Jalan Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor.
"Senang sekali bisa berada di Bogor Creative Center untuk merayakan wirausahawan teknologi kami. Mereka mendorong pemulihan kita melalui inovasi dan kecerdikan," ujar Liz membuka sambutannya.
Menurutnya, Perdagangan digital dengan cepat menjadi bentuk perdagangan yang dominan secara global, sehingga menjadikan teknologi penting bagi kemakmuran kita di jangka panjang.
Adopsi teknologi hanya bisa dipercepat setelah Covid-19, yang menunjukkan pentingnya teknologi bagi ketahanan ekonomi.
Hal itu membuat Inggris dan Indonesia menangkap peluang masa depan dengan memperdalam hubungan ekonomi khususnya di bidang teknologi.
Diungkapkannya, Indonesia dan Inggris adalah mitra teknologi alami yang dipersatukan oleh keyakinan negara itu pada sistem perusahaan yang bebas.
"Negara-negara kita yang condong ke depan melihat ke masa depan dan merangkul peluang. Itulah mengapa kita dapat melihat hasil yang luar biasa dari revolusi digital Indonesia," katanya.
Inggris melihat kemajuan bisnis teknologi digital Indonesia ada enam unicorn teknologi yang sukses bernilai lebih dari 1 milyar poundsterling dan decacorn pertama yaitu Gojek dengan lebih dari 10 miliar poundsterling.
"Sore ini saya bertemu dengan beberapa driver Gojek wanita di Monas untuk menyaksikan langsung kerja keras dan dedikasi yang mendorong kesuksesan perusahaan ini," katanya.
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021