Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presidensi G-20 merupakan kehormatan sekaligus kesempatan bagi Pemerintah Indonesia untuk memimpin upaya pemulihan ekonomi negara anggota pasca-pandemi COVID-19.Indonesia memaknai Presidensi G-20 2022 lebih dari hanya sebagai ketua sidang, namun sebagai pemimpin yang akan menentukan arah perkembangan perekonomian dunia ke depan
"Indonesia memaknai Presidensi G-20 2022 lebih dari hanya sebagai ketua sidang, namun sebagai pemimpin yang akan menentukan arah perkembangan perekonomian dunia ke depan," kata Menko Airlangga Hartarto secara virtual dalam acara "Indonesia's Global Leadership Outlook: How and for whose benefits?" di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin.
Pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi akan menjadi topik pembahasan pertemuan G20 2022 yang mengangkat tema "Recovery Together, Recovery Stronger". Tema tersebut, kata Menko Airlangga, memiliki kata lain sebagai momentum pulih bersama.
"Kita rasakan hal itu belum merata khususnya bagi negara-negara berpendapatan rendah. Indonesia berkomitmen untuk kesetaraan akses terhadap vaksin dan memberikan kesempatan bagi negara-negara yang berpenduduk sekitar 100 juta orang untuk memproduksi vaksin COVID-19 dengan distribusi yang lebih merata," kata Menko Airlangga.
Ia mengatakan pemulihan ekonomi yang kuat adalah pemulihan yang inklusif dan ekonomi kuat adalah ekonomi yang mampu bertransformasi sejalan dengan visi G20.
Menurut dia, target pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 bisa mencerminkan pemulihan ekonomi, di mana proyeksi pemerintah Indonesia ekonomi tumbuh di angka 5,2 - 5,5 persen.
"G20 merupakan forum koordinasi kebijakan yang lahir sebagai respons terhadap krisis ekonomi di tahun 1998 dan 1999. Merepresentasikan 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan dunia, dan 80 persen investasi global, dan dua per tiga dari jumlah populasi penduduk dunia," ujar Menko Airlangga Hartarto.
Ia yakin Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat di kuartal ketiga sebesar 3,5 persen secara year on year.
Baca juga: Presidensi G20, RI siap fasilitasi upaya pulih bersama dan lebih kuat
"Melihat penanganan COVID-19 yang sudah baik, di mana angka reproduction rate di bawah satu persen, tepatnya 0,7 persen. Dapat membawa kita memiliki pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2021 bisa mencapai 3,7 - 4,5 persen," kata dia.
Menurut dia, Indonesia memandang penting pemerataan sentra produksi internasional, untuk menguatkan rantai pasok global dengan mendorong kemandirian produksi dalam meningkatkan nilai tambah.
Menko Airlangga mengatakan muncul harapan bahwa Presidensi G-20 juga akan meningkatkan konsumsi domestik dengan akibat langsung sebesar Rp1,7 triliun, dan menambah PDB sebesar Rp7,4 triliun dan akan memperkerjakan 33 ribu tenaga kerja di berbagai sektor.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan G20 menjadi sebuah capaian yang positif dan konstruktif bagi upaya pemulihan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, sekaligus juga membangun optimisme Indonesia berperan di kancah global.
"Setelah sekian perjalanan panjang Indonesia penuh dinamika dalam menghadapi percaturan dunia, dan capaian ini harus diakui oleh seluruh komponen bangsa untuk secara bersama mengisi ruang positif ini sebagai penguatan mobilisasi domestik di dalam negeri," kata Haedar.
Haedar menilai Indonesia perlu melakukan akselerasi dalam mencari titik-titik baru dalam memainkan peran yang lebih signifikan di dalam kancah dunia internasional, dengan memanfaatkan secara baik Presidensi G20 itu.
"Terlebih menurut beberapa pakar, Indonesia memiliki potensi besar di tahun 2030 menjadi negara dengan kategori ekonomi terbesar setelah China, Amerika Serikat, dan India," kata dia.
Baca juga: Presidensi G20 Indonesia fokus pada pemulihan ekonomi
Baca juga: Ekonom: Presidensi G20 akan bawa dampak positif hingga jangka panjang
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021