• Beranda
  • Berita
  • IHSG awal pekan ditutup jatuh, meski neraca perdagangan surplus lagi

IHSG awal pekan ditutup jatuh, meski neraca perdagangan surplus lagi

15 November 2021 16:44 WIB
IHSG awal pekan ditutup jatuh, meski neraca perdagangan surplus lagi
Ilustrasi - Investor memantau perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia melalui gawainya di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

Dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah di tengah surplusnya neraca perdagangan bulan Oktober yang belum mampu membawa indeks ke zona hijau

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ditutup melemah, meski neraca perdagangan kembali tercatat surplus.

IHSG melemah 35,03 poin atau 0,53 persen ke posisi 6.616,03. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 9,23 poin atau 0,97 persen ke posisi 942,2.

"Dari dalam negeri, IHSG ditutup melemah di tengah surplusnya neraca perdagangan bulan Oktober yang belum mampu membawa indeks ke zona hijau," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Senin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus 5,73 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 22,03 miliar dolar AS dan impor 16,29 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus selama 18 bulan secara beruntun.

Di sisi lain, pasar tampaknya mencoba fokus pada kebijakan pemerintah apakah masih memberlakukan Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berakhir pada hari ini.

Sementara itu bursa regional Asia ditutup beragam. Pasar tampaknya bersikap hati-hati terkait rilis sejumlah data ekonomi China.

Baca juga: Saham Korsel melambung, terkerek saham perusahaan chip dan biofarmasi

Industrial Production China naik 3,5 persen (yoy) pada Oktober, lebih cepat dari kenaikan 3,1 persen sebulan sebelumnya, dan di atas ekspektasi pasar 3 persen, meskipun ada pembatasan baru untuk mengendalikan wabah COVID-19 dan kekurangan pasokan.

Sementara House Price Index China secara tahunan pada kuartal III 2021 tercatat 3,4 persen di mana sebelumnya di level 3,8 persen. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan yang melambat di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengembang properti besar yang bergulat dengan utang besar serta kampanye di beberapa kota yang bertujuan mengusir spekulan dari pasar properti.

Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dengan sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 0,58 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor kesehatan masing-masing 0,36 persen dan 0,17 persen.

Baca juga: Saham Australia berakhir lebih tinggi, ditopang data ekonomi China

Sedangkan delapan sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam 2,04 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer masing-masing turun 1,14 persen dan 1,1 persen

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp678,47 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.410.271 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 45,58 miliar lembar saham senilai Rp11,64 triliun. Sebanyak 186 saham naik, 356 saham menurun, dan 134 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 22,98 poin atau 11,99 persen ke 29.776,8, Indeks Hang Seng naik 62,94 poin atau 0,25 persen ke 25.390,91, dan Indeks Straits Times meningkat 6,22 atau 0,19 persen ke 3.234,67

Baca juga: Saham Jepang ditutup naik, Indeks Nikkei terkerek 0,56 persen
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021