• Beranda
  • Berita
  • ESDM: 25 persen dari target EBT bersumber dari bahan bakar nabati

ESDM: 25 persen dari target EBT bersumber dari bahan bakar nabati

17 November 2021 02:23 WIB
ESDM: 25 persen dari target EBT bersumber dari bahan bakar nabati
Perkembangan kondisi Biofuel dunia yang disampaikan narasumber pada workshop virtual yang digelar Mongabay Indonesia dan Yayasan Madani, Selasa (16/11/2021). ANTARA/Suriani Mappong.
Direktur Bioenergi, Dirjen Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Konservasi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriyah Feby Misnah mengatakan seperempat dari porsi EBT yang menjadi target pemerintah pada 2025 bersumber dari bahan bakar nabati (BBN).

"Indonesia menargetkan bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 yang setara dengan 92,2 million tonnens of oil equivalent (MTOE), seperempatnya dicanangkan dari BBN," kata Andriyah pada lokakarya yang digelar Mongabay Indonesia dan Yayasan Madani secara virtual di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, saat ini BBN masih dominan berbasis minyak sawit atau biodiesel sawit. Kendati diakui, Indonesia memiliki kekayaan sumber EBT yang melimpah seperti energi surya, air, angin, termasuk BBN.

Berkaitan dengan upaya menggali potensi BBN, lanjut dia, perlu ada peta jalan pengembangan BBN dalam pemenuhan bauran energi, sekaligus penurunan emisi gas karbonsioksida di Indonesia.

Baca juga: Di forum COP, DEN paparkan komitmen RI bangun energi bersih

Baca juga: Indonesia-ETP kerja sama transisi energi, kejar target EBT 23 persen


Hal tersebut dinilai penting, mengingat dalam 20 tahun terakhir pertumbuhan penggunaan BBN dunia meningkat 10 kali lipat.

Sementara produksi biodiesel di Asia Pasifik besar yang didukung oleh produksi CPO Indonesia. Hal itu puncaknya pada 2006, Indonesia tercatat sebagai penghasil sawit terbesar di dunia.

Adapun program BBN ini akan berdampak pada tiga hal yakni ketahanan dan kedaulatan energi, pengentasan kemiskinan, termasuk menyangkut lingkungan hidup.

Sementara itu Deputi Direktur Yayasan Madani Berkelanjutan, Giorgio Budi Indarto pada kesempatan yang sama lebih menekankan pada upaya pemerintah yang perlu membuat kerangka jalan BBN, guna mengurangi emisi karbon sebagai bentuk komitmen menekan kenaikan suhu dari pemanasan global.

Dia mengatakan, pemerintah hendaknya tidak hanya bergantung pada satu jenis sumber BBN yakni dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/ CPO) saja. Tetapi juga harus dapat mengembangkan jenis BBN lainnya.

Baca juga: Pertamina NRE-Masdar teken MoU kembangkan energi bersih di Indonesia

Baca juga: DPR: Kebijakan transisi energi bukan pilihan namun sudah keharusan
Tangkapan layar potret kebijakan BBN Nasional yang disampaikan pada workshop virtual yang digelar Mongabay Indonesia dan Yayasan Madani, Selasa (16/11/2021). Antara / Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021