"Dalam menggelar acara, PBSI selalu menjadi benchmark dalam tata kelola organisasi olahraga di Indonesia. Ini akan menjadi standar baru bagi ajang kompetisi di dalam negeri," kata Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari di Westin Resort, Rabu.
Menurut Okto, mau tidak mau ajang olahraga di dunia dan Indonesia digelar berdampingan dengan kondisi pandemi sehingga membutuhkan prosedur khusus agar ompetisi berlangsung aman.
Okto mengakui PBSI sebagai induk bulu tangkis Indonesia sering menjadi rujukan pelaksanaan acara olahraga.
"Bahkan faktanya setiap Olimpiade, PBSI selalu menjadi yang paling banyak mengirim atlet. Ini jujur ya, PBSI menjadi tolak ukur organisasi olahraga lain dalam hal pengelolaan," ungkapnya.
Baca juga: KOI takjub kepada sistem gelembung IBF 2021 di Bali
Pranata gelembung yang dipakai IBF 2021 di Nusa Dua, Bali, mengharuskan seluruh peserta dan tenaga pendukung mengikuti masa isolasi selama lima hari sebelum turnamen pertama.
Setiap peserta juga diwajibkan mengikuti uji PCR enam kali selama tinggal di dalam gelembung, dan tambahan uji antigen bagi atlet, wasit, hingga awak media yang beraktivitas di arena pertandingan.
Dengan prosedur yang ketat ini, KOI pun akan membawa konsep pelaksanaan IBF kepada sejumlah ajang internasional selanjutnya di Indonesia pada waktu mendatang.
"Masih ada MotoGP tahun depan, lalu kita juga akan jadi tuan rumah kejuaraan esports, panjat tebing, basket, sepak bola, dan world beach games. Setelah selesai, kami akan minta rangkuman acara IBF supaya bisa jadi rujukan di acara lain," kata Okto.
Baca juga: Empat wakil Merah Putih lewati babak pertama Indonesia Masters 2021
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021