"Saat ini kita berada dalam fase kritikal pemulihan ekonomi. Sebagian negara pulih lebih cepat tapi sebagian besar lainnya masih tertinggal," kata Ma'ruf saat menyampaikan pidato kunci secara virtual dalam "9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance" yang digelar UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta, Rabu.
Sejak pandemi merebak pada awal 2020, menurut dia, seluruh negara di dunia berupaya keras menyelamatkan jiwa sekaligus perkenomian.
Ma'ruf menyebutkan pemulihan ekonomi global akibat pandemi menghadapi tiga tantangan yaitu kesenjangan akses vaksin, inflasi harga energi, serta disrupsi rantai pasok.
"Selain tantangan tersebut kita juga masih menghadapi tantangan perubahan iklim yang berpotensi mendisrupsi kehidupan manusia," ujar dia.
Pemulihan ekonomi global tersebut, menurut Ma'ruf, tidak mungkin terwujud jika hanya dilakukan oleh sebagian negara tanpa adanya upaya sinergi.
"Harus dilakukan sinergi dan kolaborasi antarnegara," ujar dia.
Kolaborasi tersebut, sambung Ma'ruf, bukan hanya bertujuan menyelesaikan masalah tapi juga memastikan terwujudnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di masa yang akan datang.
"Saya meyakini pula bahwa prinsip dan nilai Islam seperti saling membantu dan saling menolong mampu berperan dalam mewujudkan kolaborasi dalam upaya pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan," kata dia.
Baca juga: Airlangga: Laju pertumbuhan berbagai sektor dukung pemulihan ekonomi
Baca juga: Sri Mulyani: Pendapatan negara melonjak hingga 18,2 persen
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021