Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia jatuh 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 7.369,9 poin pada pukul 11.19 GMT.
Sementara data ritel AS yang kuat minggu ini menunjukkan bahwa percepatan inflasi belum menghambat pertumbuhan ekonomi sejauh ini, investor khawatir bahwa kenaikan harga lebih lanjut dapat mendorong The Fed ke dalam kebijakan pengetatan.
Ini memicu semua indeks utama di Wall Street ditutup lebih rendah, dengan saham-saham teknologi Australia mengikuti kerugian mereka dan turun sebanyak 0,8 persen dengan BNPL (Buy Now Pay Later) Afterpay Ltd merosot 1,5 persen.
Sub-indeks energi adalah penghambat terbesar pada indeks acuan, mencapai level terendah dalam hampir dua bulan dengan tergelincir 1,8 persen setelah harga minyak merosot ke level terendah enam minggu, karena kelebihan pasokan dan permintaan yang rendah di tengah meningkatnya kasus COVID-19 di Eropa.
Sub-indeks terseret oleh Oil Search Ltd dan mitra mergernya Santos Ltd, yang masing-masing kehilangan 2,8 persen dan 2,6 persen.
Saham perbankan mengikuti, jatuh hingga 0,8 persen untuk sesi ketiga berturut-turut, dengan pemberi pinjaman utama Commonwealth Bank merosot hampir 1,0 persen dan Australia and New Zealand Banking kehilangan 0,8 persen.
Saham-saham terkait emas adalah titik terang, melonjak 2,4 persen, karena harga emas menguat dengan investor berbondong-bondong ke logam safe-haven di tengah kekhawatiran inflasi.
Penambang emas Evolution Mining dan De Gray Mining memimpin kenaikan, masing-masing melonjak 6,7 persen dan 4,3 persen.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 12.837,4 poin, dengan perusahaan susu Synlait Milk Ltd menjadi salah satu yang berkinerja terburuk.
Baca juga: Wall Street berakhir lebih rendah, pengecer memicu ketakutan inflasi
Baca juga: Dolar turun dari puncak 16 bulan, investor menilai lanskap kebijakan
Baca juga: Emas melonjak 16,1 dolar, kekhawatiran inflasi angkat daya tarik
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021