Tenaga Ahli Utama KSP Agung Hardjono menyampaikan berdasarkan laporan bahwa serapan lulusan dari kedua sekolah tersebut hampir mencapai 100 persen dengan kurikulum dan standar praktik yang sudah disesuaikan kebutuhan industri.
"Kunjungan KSP ke SMK itu dalam rangka persiapan 'piloting' pembentukan ekosistem industri garmen dengan SMK di wilayah Semarang Raya,” kata Agung Hardjono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Moeldoko tekankan solidaritas masyarakat modal kalahkan pandemi
Link and match antara sekolah dengan industri, kata Agung, bukan hanya sekadar tanda tangan memorandum of understanding (MoU), namun menyangkut tentang tata laksana pembelajaran di sekolah mulai dari sinkronisasi kurikulum, setting tempat praktik, memberi hibah peralatan, hingga menjadi guru tamu.
“SMK dengan prodi tata busana sebenarnya tidak terlalu diminati, tetapi kedua sekolah ini dapat mengubah mindset masyarakat dan menjadi sekolah unggulan yang diminati banyak orang,” tambahnya.
Baca juga: KSP sebut birokrasi dan politik tidak boleh hambat repatriasi HAM
Di sisi lain KSP mengimbau Kemendikbudristek, khususnya Direktorat SMK dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk memberikan pendampingan kepada sekolah vokasi agar dapat mengaplikasikan program "link and match" dengan optimal.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Ainur Rojik menyampaikan harapan agar semua yang diimplementasikan SMK pusat keunggulan dapat diwariskan kepada sekolah lain sehingga banyak industri yang melirik dan berminat membangun kerja sama.
Baca juga: KSP dorong pengarusutamaan disabilitas secara integratif sistematis
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021