Pengamat ekonomi dari INDEF Tauhid Ahmad menilai Indonesia mampu menguasai industri mobil listrik global di masa datang karena memiliki sumber baterai listrik dari produk turunan nikel.
“Sumber pembiayaan yang paling mahal dari mobil listrik adalah soal komponen baterai listrik. Karena bahan baku yang satu ini, kita punya daya saing,” kata Tauhid di Jakarta, Kamis.
Pemerintah telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya ANTM, Pertamina dan PLN.
Baca juga: Presiden Jokowi dorong pembangunan ekosistem mobil listrik
Selain itu, pemerintah sudah memiliki roadmap infrastruktur mobil listrik. “PLN sudah punya SPLU (stasiun pengisian listrik umum) itu akan dibangun sampai tahun berapa, itu kan berarti infrastruktur dasarnya kita sudah punya,”katanya.
Tauhid menambahkan, melihat tren, data dari Gaikindo pengguna mobil listrik makin banyak dan dunia pertumbuhannya juga cepat. “Artinya pasarnya besar,” katanya.
Dari segi teknologi, untuk mengembangkan industri mobil listrik, Indonesia tidak dapat bekerja sendiri. “Kita harus bermitra dengan banyak perusahaan luar, kalau hanya mengandalkan SDM sendiri terlalu lama, mungkin bisa tapi lama,” katanya.
Baca juga: Kendaraan listrik disebut bisa jadi solusi Kesepakatan COP26 Glasgow
Menurutnya, pemerintah ke depan harus lebih banyak memberikan dukungan kepada sektor ini, seperti halnya insentif fiskal. Sebab, kalau tidak, tentunya industri mobil listrik dalam negeri tidak dapat berkembang. “Jadi kita tidak hanya mengandalkan produk-produk luar saja,” kata dia.
IBC sebagai holding perusahaan baterai di Indonesia, rencananya juga telah menyiapkan pengembangan bisnis, baik di ekosistem EV Battery maupun Electric Vehicle.
Pengembangan ekosistem Electric Vehicle ini menjadi salah satu kunci untuk mendukung program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air. Bahkan, IBC dikabarkan akan mengakuisisi StreetScooter, produsen kendaraan listrik milik Deutsche Post DHL Group asal Jerman.
Sebelumnya, pada Rabu (17/11) Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik.
Usai menjajal mobil listrik di pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, Jokowi menyampaikan pentingnya ekosistem mobil listrik yang rendah emisi dan ramah lingkungan agar segera dibangun.
"Kita juga mendorong untuk produksi mobil listrik, produksi mobil hybrid, tetapi sekali lagi, yang semuanya harus ramah lingkungan," ujar Presiden.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021