Unggahan berbahasa Inggris itu muncul pada Minggu (14/11), dan menyebut istri dari CEO Pfizer Albert Bouria meninggal dunia setelah terkena komplikasi akibat suntikan vaksin COVID-19.
Akun pengunggah kabar itu mencantumkan tautan situs Conservativebeaver.com.
Berikut narasi dalam Twitter itu yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:
"Istri dari CEO Pfizer meninggal setelah komplikasi akibat vaksin"
Namun, benarkah istri CEO Pfizer meninggal akibat vaksin COVID-19?
Penjelasan:
Kabar yang menyebut istri CEO Pfizer Albert Bourla meninggal akibat vaksinasi COVID-19 meninggal adalah kabar bohong atau hoaks.
Dalam akun pribadi CEO Pfizer, @albertbourla, terdapat unggahan foto dia bersama sang istri dan rekan kerja mereka. Unggahan itu muncul pada Jumat (12/11).
Unggahan foto Albert bersama istrinya sekaligus membantah kabar dalam tautan situs Conservativebeaver.com yang menyatakan istri Albert meninggal pada Rabu (10/11).
Juru bicara Pfizer Amy Rose, seperti dikutip AP, menyatakan Myriam Bourla, istri Albert, dalam kondisi, "masih hidup dan sehat."
Amy menyatakan penulis artikel di situs konservatif itu punya itikad jahat dan menyebabkan tekanan emosional kepada keluarga Bourla.
"Tidak masuk akal, seseorang menyamar sebagai jurnalis akan menyebarkan kebohongan seperti itu tentang CEO kami dan keluarganya, dengan tujuan merusak kepercayaan pada vaksin yang telah diberikan kepada ratusan juta orang di seluruh dunia," kata Amy.
Klaim: Istri CEO Pfizer meninggal karena vaksin COVID-19
Rating: Hoaks/Salah
Cek fakta: Misinformasi! Pfizer tambahkan zat penguat jantung dalam vaksin untuk anak
Baca juga: Booster vaksin COVID-19 Pfizer efektif 9-10 bulan
Baca juga: Menkes: Pfizer keluarkan produk obat antivirus pesaing Molnuvirapir
Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2021