• Beranda
  • Berita
  • Menteri PUPR paparkan upaya pengendalian banjir di Sintang

Menteri PUPR paparkan upaya pengendalian banjir di Sintang

18 November 2021 19:21 WIB
Menteri PUPR paparkan upaya pengendalian banjir di Sintang
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) berbincang dengan Bupati Sintang Jarot Winarno (kedua kiri) usai meninjau daerah aliran sungai dalam rangka pengendalian banjir di Sintang, Kalimantan Barat, Kamis (18/11/2021). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/aa.

Prediksi dari BMKG akan terjadi banjir jauh lebih besar lagi, sehingga perlu rekayasa pengendalian banjir jangka pendek dengan giofak

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan akan melakukan rekayasa untuk penanganan banjir di Sintang, Kalimantan Barat, dengan cara giofak, terutama untuk menghadapi perkiraan banjir besar yang mungkin terjadi pada Januari hingga Maret 2022. 

"Prediksi dari BMKG akan terjadi banjir jauh lebih besar lagi, sehingga perlu rekayasa pengendalian banjir jangka pendek dengan giofak," kata Menteri Basuki Hadimuljono, saat meninjau kondisi banjir di Sintang Kalbar, Kamis.

Ia mengatakan saat ini dirinya baru meninjau dan segera dilakukan pengukuran dengan giofak untuk pelaksanaan rekayasa pengendalian banjir, seperti yang dilakukan di Lubuk Utara.

"Teman saya dari Balai Sungai akan segera melakukan pengukuran, jadi nanti saya bikin dengan giofak, bukan karung pasir lagi sekarang, tapi giofak, lebih kuat dia mengalirkan air," kata Menteri Basuki.

Menteri Basuki menyebutkan akan melaporkan kejadian di Sintang secara teknis ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Menteri PUPR: Perlu rekayasa tangani banjir di Sintang-Kalbar

"Jadi saya ke sini, atas perintah Presiden, sebelum mungkin beliau ke sini, saya diminta mendahului untuk melaporkan secara teknis, kalau non teknis sudah dilakukan oleh Mensos dan Ketua Komisi V DPR RI," kata Menteri Basuki.

Dikatakan Menteri Basuki, kemiringan sungai Kapuas dari 1.100 kilometer itu hanya beda 40 kilometer dari hulu ke hilir, jadi sangat landai sehingga berkelok-kelok. Sedangkan sungai Melawi lebih curam, lebih cepat menahan Sungai Kapuas. .

"Sungai Melawi coklat dan Kapuas lebih jernih, artinya di Melawi bagian hulunya lebih rusak dari Kapuas, rusak bukan karena apa-apa, bisa macam-macam, bisa karena longsor atau juga penambangan dan pembukaan hutan, jadi macam-macam," kata Menteri Basuki.

Menteri Basuki mengatakan yang akan dilakukan pertama kali nantinya adalah pengendalian banjir.

"Perbaikan jalan di Lintas Melawi sebenarnya sudah kontrak, tetapi karena banjir jadi tidak bisa. jadi kita atasi dulu banjir supaya tidak tergenang," ujarnya. 

Kunjungan Menteri PUPR ke lokasi banjir di Sintang Kalimantan Barat didampingi Ketua Komisi V DPR RI Lasarus dan Bupati Sintang Jarot Winarno.

Baca juga: Jokowi: Banjir di Kalimantan karena daerah tangkapan hujan rusak

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021