• Beranda
  • Berita
  • AS: Kerja sama ekonomi Indo-Pasifik akan inklusif, fleksibel

AS: Kerja sama ekonomi Indo-Pasifik akan inklusif, fleksibel

18 November 2021 21:42 WIB
AS: Kerja sama ekonomi Indo-Pasifik akan inklusif, fleksibel
Anggota DPR Amerika Serikat Alexandria Ocasio-Cortez (D-NY) berbicara dengan wartawan selama reses singkat sebelum DPR Demokrat melakukan pemungutan suara mengenai rencana besar Presiden Joe Biden memperluas pengeluaran untuk program sosial, di gedung kongres US Capitol di Washington, AS, Senin (23/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/AWW/sa.
Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo menyatakan kerja sama ekonomi Indo-Pasifik yang dicanangkan AS akan bersifat inklusif dan fleksibel, tidak seperti kesepakatan perdagangan bebas pada umumnya.

Dalam telekonferensi selama kunjungannya ke Malaysia, Raimondo mengatakan diskusi mengenai kerangka kerja sama Indo-Pasifik sedang dalam tahap awal.

Tetapi, rencana kerja sama kemungkinan akan memasukkan beberapa bidang utama, seperti ekonomi digital, ketahanan rantai pasokan, infrastruktur, kendali ekspor, dan energi bersih.

"Kami sama sekali tidak membayangkan ini menjadi perjanjian perdagangan tradisional, sama sekali tidak membayangkan bahwa Kongres harus terlibat," kata dia, pada Kamis.

Dia mengatakan bahwa AS akan mengembangkan kerangka kerja dengan sekutunya pada bulan-bulan mendatang.

Pada Rabu (17/11), Raimondo menyatakan kerangka ekonomi Indo-Pasifik dapat diluncurkan pada awal tahun depan, dan kunjungannya ke Asia adalah untuk meletakkan dasar bagi kemitraan potensial dengan AS.

Para pengkritik strategi AS soal kawasan itu telah menyoroti kurangnya komponen ekonomi setelah mantan presiden Donald Trump pada 2017 menarik diri dari kesepakatan perdagangan yang diinisiasi AS, yang sekarang dikenal sebagai Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.

Sebelumnya, AS dan Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa kedua negara berencana untuk menandatangani perjanjian pada awal 2022 untuk meningkatkan transparansi, ketahanan, dan keamanan dalam rantai pasokan sektor semikonduktor dan manufaktur.

Kesepakatan itu muncul ketika Malaysia berupaya mengatasi kekurangan cip semikonduktor setelah pasokan terganggu karena pembatasan yang diberlakukan untuk membendung lonjakan kasus COVID-19 tahun ini.

Industri perakitan cip Malaysia, yang menyumbang lebih dari sepersepuluh dari perdagangan global senilai lebih dari 20 miliar dolar AS (sekitar Rp284,3 triliun), telah menunjukkan bahwa kelangkaan akan berlangsung setidaknya dua tahun.

Raimondo mengatakan bahwa pemerintah AS dan Malaysia pada Kamis membahas banyak bidang dengan para pelaku industri semikonduktor, termasuk menghapuskan aspek-aspek yang sudah tidak diperlukan dalam investasi dan upaya untuk meningkatkan pasokan.


Sumber: Reuters

Baca juga: Biden umumkan dana untuk inisiatif baru perluas kemitraan AS-ASEAN

Baca juga: Indonesia koordinator Dialog Kemitraan ASEAN-AS 2021-2024


 

Korsel sambut baik Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021