Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan China dan lonjakan kasus COVID-19 di Eropa menghalangi reli pasar ekuitas global pada Jumat, dengan saham-saham berjuang untuk mempertahankan rekor tertinggi baru-baru ini dan euro berada di jalur untuk kerugian minggu kedua berturut-turut.Pasar sedang berkonsolidasi setelah kenaikan tajam dalam dolar dan imbal hasil obligasi utama dalam beberapa pekan terakhir
Sementara saham-saham AS ditutup pada rekor tertinggi pada Kamis (18/11/2021), dibantu oleh sektor konsumen dan teknologi, optimisme memudar secara nyata di sesi Asia dengan indeks regional ditutup turun 1,0 persen untuk minggu ini.
Indeks saham Eropa naik tipis di awal perdagangan London pada Jumat, meskipun sentimen lebih berhati-hati dengan pengukur volatilitas pasar saham Eropa bertahan di dekat tertinggi dua minggu.
"Pasar sedang berkonsolidasi setelah kenaikan tajam dalam dolar dan imbal hasil obligasi utama dalam beberapa pekan terakhir dan investor akan mengalihkan fokus mereka ke data awal PMI (Indeks Manajer Pembelian) minggu depan," kata Kenneth Broux, ahli strategi valas di Societe Generale di London, dikutip dari Reuters.
"Dalam kasus zona euro, alih-alih inflasi, kami akan lebih memperhatikan apakah pembatasan COVID baru sudah berdampak pada aktivitas jasa-jasa."
Data frekuensi tinggi dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi sedang kesulitan karena inflasi melonjak meskipun perlambatan aktivitas ekonomi di Eropa lebih dari di Amerika Serikat dengan lonjakan kasus COVID-19 membebani sentimen.
Eropa kembali menjadi pusat pandemi, mendorong beberapa negara termasuk Jerman dan Austria untuk menerapkan kembali pembatasan menjelang Natal dan menyebabkan perdebatan apakah vaksin saja cukup untuk menjinakkan COVID-19.
Kasus baru harian sebagai bagian dari populasi sekarang lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dengan cepat menyusul Inggris, dan mendekati angka di Eropa Timur, kata Capital Economics.
Ukuran terluas MSCI untuk saham dunia bertahan kurang dari 0,5 persen di bawah rekor tertinggi yang dicapai awal bulan ini meskipun saham Asia-Pasifik tampaknya akan mengalami penurunan mingguan sebesar 1,0 persen.
Saham Hong Kong turun lebih dari 1,0 persen, terseret oleh kelas berat indeks Alibaba setelah saham perusahaan e-commerce China jatuh lebih dari 10 persen karena hasil kuartal kedua meleset dari ekspektasi akibatnya melambatnya konsumsi, meningkatnya persaingan dan tindakan keras peraturan.
Angka-angka Alibaba datang setelah perlambatan tajam baru-baru ini dalam data ritel China, memicu kekhawatiran atas perlambatan yang lebih luas dalam pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Sentimen suram di pasar mata uang dengan dolar berdiri tegak versus saingan utamanya, naik 0,3 persen hari ini sementara euro bertahan di dekat posisi terendah enam tahun versus franc Swiss.
Mata uang tunggal telah menjadi korban minggu ini setelah pembuat kebijakan mendorong kembali ekspektasi pasar Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga untuk meredam kenaikan inflasi. Euro turun lebih dari 1,0 persen minggu ini terhadap dolar AS, penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang jadi acuan stabil di bawah level 1,60 persen dengan investor menunggu berita tentang pengumuman ketua Federal Reserve berikutnya yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
Lira Turki bertahan di dekat rekor terendah Kamis (18/11/2021). Lira melemah sekitar 6,0 persen setelah bank sentral, di bawah tekanan dari Presiden Tayyip Erdogan, menurunkan suku bunga lagi menjadi 15 persen bahkan ketika inflasi mendekati 20 persen.
Harga minyak melanjutkan volatilitas baru-baru ini. Minyak mentah AS naik 0,96 persen menjadi 79,77 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent naik 0,97 persen menjadi 82,03 dolar AS per barel.
Di tempat lain, bitcoin menuju minggu terburuk dalam enam bulan -- 20 persen di bawah rekor tertinggi baru-baru ini. Itu meskipun para penambang kripto mengumpulkan dana dan mengincar pencatatan publik.
Baca juga: Saham China ditutup menguat, indeks Shanghai terangkat 1,13 persen
Baca juga: Saham Asia tak ikuti reli ekuitas global gara-gara Alibaba tergelincir
Baca juga: Saham Jepang berakhir menguat didukung rekor paket stimulus ekonomi
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021