• Beranda
  • Berita
  • Wamenparekraf ajak pelaku fesyen muslim adaptasi proses digitalisasi

Wamenparekraf ajak pelaku fesyen muslim adaptasi proses digitalisasi

21 November 2021 12:52 WIB
Wamenparekraf ajak pelaku fesyen muslim adaptasi proses digitalisasi
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo saat mengikuti pelaksanaan "Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021” di Stadion Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (18/11/2021). ANTARA/HO-Kemenparekraf/aa.

Jadi kita perlu memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah produk dan efisiensi usaha, sehingga kita bisa memberikan karya dan solusi terbaik bagi masyarakat

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengajak para pelaku fesyen muslim untuk beradaptasi dengan proses digitalisasi dalam bertransaksi dan memasarkan produknya.

Hal ini dipengaruhi pandemi COVID-19 yang mendorong permintaan konsumen domestik maupun global melalui teknologi digital.

“Jadi kita perlu memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah produk dan efisiensi usaha, sehingga kita bisa memberikan karya dan solusi terbaik bagi masyarakat,” kata dia saat mengikuti pelaksanaan "Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021” dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Sepanjang tahun 2020, transaksi perdagangan digital di Indonesia disebut sudah mencapai lebih dari Rp253 triliun dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun pada 2021.

Lebih lanjut, dikatakan Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri fesyen muslim mengingat negara ini memiliki populasi muslim terbesar di dunia, sekitar 231 juta jiwa atau setara dengan 13 persen dari populasi muslim dunia.

Selain itu, jumlah generasi milenial dan generasi z di Indonesia juga mendominasi di angka 53 persen sehingga dengan populasi muslim yang besar dan muda, peluang terbuka sangat besar untuk pertumbuhan industri kreatif muslim terutama industri fesyen.

Dengan dukungan keberagaman budaya Indonesia, tingkat kreativitas sumber daya manusia yang tinggi, dan kemampuan beradaptasi terhadap nilai-nilai berkelanjutan, Indonesia dinilai dapat menjadi pencipta tren dalam industri fesyen global.

Berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam pertumbuhan industri fesyen muslim di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki dengan transaksi mencapai nilai 21 miliar dolar Amerika Serikat.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengapresiasi pelaksanaan "Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021" yang dianggap sebagai momentum memajukan industri fesyen lokal khususnya di segmen busana muslim.

"Ini merupakan langkah yang nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk-produk halal dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan industri fesyen muslim dan kosmetika halal di pasar lokal maupun global," ujar Angela.

Baca juga: Adaptasi digital tantangan industri kreatif termasuk fesyen muslim
Baca juga: Market besar, Indonesia jadi kiblat industri fesyen Muslim dunia
Baca juga: Nadiem Makarim harap Indonesia jadi trendsetter di fesyen muslim dunia

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021