Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO dengan meraih dana Rp18,79 triliun.Langkah ini juga sejalan dengan transformasi yang tengah dilakukan Telkom untuk menjadi digital telco
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan TelkomGroup telah menyelesaikan satu tonggak pencapaian penting transformasi perusahaan dengan terimplementasinya strategi unlocking value bisnis tower perusahaan melalui IPO Mitratel.
"Langkah ini juga sejalan dengan transformasi yang tengah dilakukan Telkom untuk menjadi digital telco serta memperkuat posisi Mitratel di tengah kehadiran 5G yang dapat menumbuhkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi. Ini akan menjadi potensi yang baik bagi Mitratel untuk menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara," ujar Ririek dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan, dana dari hasil IPO akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
"Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam business plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya," ujar Theodorus.
Emiten yang tercatat dengan kode saham MTEL itu telah menggelar IPO dengan jumlah sebanyak 23,49 miliar lembar saham biasa atas nama dengan nilai keseluruhan nilai IPO sebesar Rp18,79 triliun. Besaran Saham itu dipatok pada harga Rp800 per lembar saham.
Mitratel telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint book runners dan joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.
Selanjutnya, Kementerian BUMN berharap agar Mitratel dapat mendukung akselerasi digitalisasi bangsa demi menghadapi era 5G mendatang dan mewujudkan cita-cita bangsa, yakni menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar khususnya di Asia Pacific pada 2025.
Mitratel sebagai perusahaan terbuka juga diharapkan tetap selalu menjaga kepatuhan, serta dapat memenuhi ekspektasi para pemegang saham untuk menjadi market leader di industri infrastruktur telekomunikasi dan memberikan nilai yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Aksi korporasi pencatatan saham perdana Mitratel itu merupakan bagian dari komitmen transformasi sekaligus penataan portofolio perusahaan untuk memberikan value yang optimal bagi Mitratel, TelkomGroup dan seluruh pemangku kepentingan.
Melalui IPO tersebut Mitratel akan memperkuat posisinya sebagai The Best TowerCo In The Industry yang solid dan independen. Hal itu didukung dengan masuknya investasi SWF dari Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa Mitratel memiliki rekam jejak kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa yang akan datang.
Dikutip dari portal resmi Indonesia Investment Authority (INA) menyampaikan bahwa mereka sangat antusias dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital, khususnya di sektor telekomunikasi Indonesia.
INA juga menyambut baik GIC, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang turut berpartisipasi dan kami yakin akan menambah nilai strategis bagi Mitratel.
IPO Mitratel dinilai akan mampu menjadi salah satu katalis untuk menggerakkan kembali pasar modal dan perekonomian Indonesia.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40 persen dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50 persen untuk anorganik, dan 10 persen untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2008. Mitratel telah mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain bisnis utamanya di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portfolio jasa turunan menara seperti project solutions, managed services, fiberisasi dan digital services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.
Baca juga: DPR harapkan IPO anak usaha Telkom dukung kemajuan era digital 4.0
Baca juga: Analis: IPO Mitratel jadi peluang semua operator perluas jaringan
Baca juga: Wamen BUMN ungkap IPO Mitratel sebagai IPO terbesar anak usaha BUMN
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021