Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah seiring dengan datangnya musim hujan.Ini kan virus, obatnya tidak ada, (sehingga) yang bisa melawan ya kekebalan tubuh, makanya harus ditekan faktor penyebaran vektornya. Penularan lewat hewan, dan tidak menular antarmanusia.
Dalam keterangannya di Banjarnegara, Senin, Ketua IDI Kabupaten Banjarnegara dr Agus Ujianto mengatakan salah satu cara melawan demam berdarah adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh serta menekan perkembangbiakan vektornya, yakni nyamuk Aedes aegypti.
"Ini kan virus, obatnya tidak ada, (sehingga) yang bisa melawan ya kekebalan tubuh, makanya harus ditekan faktor penyebaran vektornya. Penularan lewat hewan, dan tidak menular antarmanusia,” katanya.
Baca juga: Waspada demam berdarah dan kenali gejalanya
Ia mengatakan proses masuknya virus demam berdarah ke tubuh manusia melalui nyamuk dan diinangkan di dalam tubuh manusia.
Menurut dia, virus tersebut selanjutnya berkembang biak dan menyerang pembuluh darah manusia, sehingga mengakibatkan adanya gangguan di pembuluh darah
Jika trombosit berkurang, kata dia, bisa mengakibatkan anemia atau kurang darah karena pembuluh darah pecah.
“Akhirnya, ada pembekuan di dalam pembuluh darah, pembuluh darah pecah. Bisa menjadikan muntah darah, berak darah, bahkan pembuluh darah di paru paru dan organ lain juga rusak. Bisa jadi kegawatan hingga kematian,” kata dia yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Digital Terintegrasi Indonesia (Perdigti).
Agus mengatakan hal itu menjadi tanggung jawab bersama masyarakat maupun tenaga kesehatan.
Baca juga: Jakarta Pusat intensifkan penyemprotan meski kasus DBD masih rendah
Menurut dia, hal pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya agar demam berdarah tidak menular. Sementara tenaga kesehatan adalah pengawal agar tidak terjadi syok dan tidak terjadi kematian.
"Tenaga kesehatan memiliki tugas agar tidak terlambat dan tidak terjadi kegawatan karena proses dalam tubuh itu sekitar satu sampai 10 hari siklusnya. Yang paling bahaya adalah hari keempt sampai hari ketujuh,” kata Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara itu.
Terkait dengan kasus demam berdarah yang ditangani RSI Banjarnegara, dia mengatakan berdasarkan data, pada bulan Juli 2021 tercatat tujuh kasus, Agustus sembilan kasus, September mencapai 17 kasus, Oktober 15 kasus, dan November untuk sementara sudah 12 kasus.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021