Founder dan Group CEO VIDA, Niki Luhur, melalui keterangannya pada Selasa, memaparkan riset oleh Adobe menunjukkan bahwa saat ini pekerja memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap teknologi untuk pekerjaan yang lebih efisien dan efektif.
Riset tersebut menyorot bahwa sepertiga waktu kerja digunakan untuk melakukan pekerjaan yang repetitif seperti pengelolaan dokumen, formulir, kontrak, faktur, dan lain lain. Selain itu, lebih dari 86 persen pekerja menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang menghambat tugas utama mereka.
Lebih lanjut, 91 persen dari responden menyatakan tertarik menggunakan perangkat yang dapat membuat tugas atau proses kerja mereka menjadi lebih efisien, seperti tanda tangan elektronik.
Niki menjelaskan bahwa sebagai provider identitas digital terpercaya, VIDA telah menerapkan standar perlindungan data kelas dunia, termasuk Public Key Infrastructure, teknologi pengenalan wajah, dan endpoint security guna menghadirkan keamanan yang komprehensif.
Senada dengan Niki, Co-Founder dan CEO VIDA, Sati Rasuanto mengatakan, VIDA berkomitmen untuk mengakselerasi transformasi digital Indonesia dengan menghadirkan operasional yang unggul di sisi Speed-Scale-Secure dalam lingkungan kerja.
Menurutnya, bagi pemilik bisnis, organisasi dan pekerja, efisiensi waktu dalam hitungan menit bahkan detik sangat signifikan dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional.
Sementara itu, Head of Adobe Document Cloud - Asia Pacific Adobe, Chandra Sinnathamby mengatakan, dengan menyediakan layanan transaksi digital yang lebih aman dan diterima secara global, pihaknya harap dapat memperkuat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap tanda tangan elektronik dan membuatnya lebih mudah untuk digunakan dan diakses, serta meningkatkan pengalaman menggunakan dokumen digital bagi semua orang.
Sejalan dengan kebutuhan akan tanda tangan elektronik yang aman, Microsoft melalui solusi cloud dan platform kolaborasinya mampu menyederhanakan proses kerja.
Chief of Operations and Director of Marketing, Microsoft Indonesia, Lucky Gani mengatakan, era kerja hybrid telah mendorong kita untuk menata ulang masa depan dunia kerja, di mana digitalisasi dalam berbagai proses bisnis perlu diakselerasi untuk hasil kerja yang lebih efektif dan efisien.
"Termasuk di antaranya adalah proses persetujuan yang membutuhkan tanda tangan elektronik. Bersama dengan solusi yang diberikan oleh Adobe seperti Adobe Sign, platform kolaborasi berbasis cloud kami seperti Microsoft Teams, Office, and Power Apps dapat membantu menyederhanakan proses ini," kata Lucky.
Baca juga: Serba-serbi tanda tangan elektronik yang sah dan berkekuatan hukum
Baca juga: Tanda tangan elektronik solusi kebutuhan bisnis saat pandemi
Baca juga: BBPT: Pandemi dorong percepatan terciptanya e-governance
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021