"Tim Eijkman saat ini fokus untuk meningkatkan yield dari bibit vaksin berbasis platform protein rekombinan, baik yang mamalia maupun ragi (yiest)," kata Handoko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Handoko menuturkan peningkatan yield bibit vaksin dilakukan di laboratorium untuk optimalisasi berbagai parameter.
Baca juga: Megawati: Semua riset untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara
Di lain sisi, BRIN masih mengejar ketersediaan infrastruktur utama untuk tahap pengujian bagi semua kandidat vaksin, yaitu fasilitas uji produksi terbatas berstandar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Process (GMP).
BRIN juga sedang membangun fasilitas uji pra-klinik untuk hewan makaka atau monyet berskala besar berstandar animal Biosafety Level 3.
Handoko menuturkan seluruh fasilitas tersebut akan siap pada awal kuartal kedua tahun 2022.
Baca juga: Peneliti BRIN dorong pengesahan RUU PDP untuk lindungi aktivis siber
Keberadaan fasilitas itu penting terutama untuk mendukung pengembangan vaksin dan obat di Tanah Air sehingga ekosistem riset dan inovasi di Indonesia juga makin baik.
Fasilitas tersebut juga menjadi sarana pembuktian keamanan dan khasiat kandidat vaksin dan berbagai obat yang dikembangkan.
Sebelumnya, vaksin Merah Putih yang bibit vaksinnya dikembangkan oleh Eijkman ditargetkan mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization) atau EUA pada medio atau pertengahan 2022.
Baca juga: BRIN ciptakan plastik ramah lingkungan dengan teknologi nuklir
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021