"Program Momentum PHD (Moving Integrated, Quality Maternal, Newborn, Child Health and Family Planning and Reproductive Health Services to Scale Private Healthcare Delivery) USAID itu dilakukan di Kabupaten Deliserdang, Asahan, Langkat dan Karo, "ujar Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah di Medan, Selasa.
Program penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Provinsi Sumut itu akan berjalan selama lima tahun.
Baca juga: Menko PMK khawatirkan angka kematian ibu dan bayi semakin meningkat
Program itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena akan menekan angka kematian ibu dan anak sekaligus mendorong tingkat kesehatan di Sumut.
"Apresiasi yang tinggi untuk USAID yang membuat program penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Provinsi Sumut," ujar Wakil Gubernur Sumut.
Musa Rajekshah menyebutkan, pelaksanaan program itu akan terus dipantau dan ada penghargaan kepada pemerintah kabupaten yang berhasil mencapai target.
Ketua SPM USAID Momentum Apsari Nana, menjelaskan, selain di Sumut, Momentum PHD juga dilakukan di DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Penetapan wilayah itu mengacu karena daerah tersebut menyumbang total 50 persen kematian ibu yang melahirkan di Indonesia.
USAID, katanya, menginisiasi program itu sebagai bentuk komitmen menyelamatkan jiwa ibu dan bayi dengan memastikan mereka mendapatkan layanan yang berkualitas di fasilitas kesehatan swasta.
Dari data USAID, Apsari mengatakan, kematian ibu dan anak bayi baru lahir itu banyak terjadi di rumah sakit swasta karena di daerah memang rumah sakit swasta yang lebih banyak dibandingkan rumah sakit pemerintah.
Dengan program itu, diharapkan fasilitas atau layanan kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir di rumah sakit swasta bisa semakin membaik sehingga menekan jumlah kasus kematian ibu dan anak.
Baca juga: Indonesia menduduki peringkat ketiga negara dengan AKI tertinggi
Baca juga: BKKBN: Stunting tidak hanya soal kelaparan tapi kematian ibu dan bayi
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021