• Beranda
  • Berita
  • Dolar istirahat setelah didorong Powell, suku bunga NZ jadi fokus

Dolar istirahat setelah didorong Powell, suku bunga NZ jadi fokus

24 November 2021 07:51 WIB
Dolar istirahat setelah didorong Powell, suku bunga NZ jadi fokus
Dokumentasi. Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan atau Jumat (5/11) ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.331 per dolar AS dibandingkan pada penutupan perdagangan Kamis (4/11) yang berada di level Rp14.366. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Dolar istirahat sejenak di perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah melonjak didorong spekulasi suku bunga yang lebih tinggi ketika Jerome Powell dipilih untuk masa jabatan kedua sebagai ketua Federal Reserve, sementara dolar Selandia Baru (NZ) gelisah menjelang keputusan bank sentral tentang jalur kenaikan suku bunga.

Di pasar negara berkembang, lira Turki telah runtuh dan jatuh lebih dari 11 persen dalam satu sesi semalam, menetapkan adegan untuk arus keluar modal lebih lanjut dan mungkin memberi tekanan pada mata uang negara-negara berkembang secara global.

Di antara mata uang utama, pasar telah stabil setelah lonjakan dolar.

Kiwi telah tergelincir menjelang pertemuan bank sentral Selandia Baru (RBNZ), yang merupakan fokus utama para pedagang di sesi Asia, meskipun diperkirakan ada kenaikan (suku bunga) dan ekspektasi menunjukkan peluang 40 persen, itu adalah peluang besar -- 50 basis poin.

"Meskipun pasar sudah memperkirakan beberapa risiko kenaikan 50 basis poin, langkah seperti itu masih akan melihat kenaikan dolar Selandia Baru karena risiko tersirat dari pergerakan lebih dari 50 basis poin dalam siklus kenaikan meningkat," kata Adam Cole, kepala strategi mata uang di RBC Capital Markets.

"Sebaliknya, pernyataan hawkish dan panduan ke depan yang lebih tinggi akan membatasi keterpurukan, jika RBNZ memilih ekspektasi mayoritas 25 basis poin."

Mata uang Selandia Baru berada di 0,6951 dolar AS menjelang pertemuan, yaitu pukul 01.00 GMT, setelah turun semalam ke level terendah enam minggu di 0,6917 dolar AS.

Di tempat lain, pergerakan ringan dan dolar bertahan pada keuntungan besar yang dibuat karena pergeseran agresif di pasar suku bunga dan ekspektasi suku bunga mengalir ke perdagangan mata uang.

Greenback menyentuh level tertinggi lebih dari empat tahun di 115,19 yen pada Selasa (23/11/2021) karena imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun melonjak ke level tertinggi sejak Maret 2020 dan dana berjangka Fed memperkirakan sebanyak dua kenaikan suku bunga tahun depan.

Pasar memperkirakan Powell lebih cenderung merespons inflasi lebih cepat dan lebih keras daripada Lael Brainard - pesaing lain untuk jabatan itu, yang telah dinominasikan sebagai wakil ketua Fed.

Euro, yang telah dihantam dalam beberapa pekan terakhir oleh jurang yang melebar dalam prospek kebijakan ekonomi dan moneter di kedua sisi Atlantik, memperoleh penangguhan hukuman kecil dari survei pertumbuhan bisnis yang lebih kuat dari perkiraan.

Mata uang tunggal Eropa itu pulih sedikit menjadi diperdagangkan pada 1,1248 dolar AS pada Rabu setelah jatuh ke terendah baru 16-bulan di 1,2226 dolar AS pada Selasa (23/11/2021).

Sterling menyentuh level terendah 11 bulan di 1,3344 dolar AS terhadap dolar yang meningkat dan dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melayang di 0,7255 dolar AS setelah jatuh ke level terendah tujuh minggu di 0,7207 dolar AS semalam.

Baca juga: Wall Street bervariasi, Nasdaq berakhir lebih rendah untuk hari kedua
Baca juga: Harga emas jatuh di bawah 1.800 dolar karena "yield" obligasi menguat
Baca juga: Minyak naik ke tertinggi 1 minggu setelah pelepasan cadangan gagal

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021