Biro perjalanan sebagai pelaku pariwisata turut memahami dan mendukung kebijakan tersebut demi menyukseskan penanggulangan pandemi di Indonesia.
"Kami melihat bahwa kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah guna mencegah kenaikan angka penyebaran COVID-19 pada momen akhir tahun," kata Sr. Corporate Communications Manager Pegipegi, Busyra Oryza, kepada ANTARA.
Diprediksi pembatasan tersebut bakal memberikan sedikit pengaruh terhadap geliat pariwisata, namun pihaknya tetap optimistis bahwa masyarakat yang sudah menjalani tahun kedua pandemi sudah memahami protokol kesehatan. Optimisme itu juga didorong oleh angka vaksinasi yang mulai merata.
"Hal ini akan membuat masyarakat lebih terproteksi jika ingin berpergian, tentunya dengan mematuhi segala peraturan yang ditetapkan dalam kebijakan PPKM tersebut," ujar Busyra.
Baca juga: Bali salah satu tujuan favorit "backpacker" Swedia
Sementara itu, Head of Corporate Communications Traveloka, Reza Amirul Juniarshah, mengatakan pihaknya tidak dapat berspekulasi apakah kebijakan tersebut akan berpengaruh terhadap geliat pariwisata karena baru diterapkan akhir bulan depan. Meski demikian, mereka yakin dan mendukung penuh upaya pemerintah dalam menekan kasus penularan COVID-19, yang diharapkan dapat semakin menekan jumlah kasus positif di tanah air.
"Dengan turunnya kasus positif COVID-19, maka pemulihan ekonomi nasional akan semakin membaik, termasuk untuk sektor pariwisata domestik," ujar Reza.
Biro perjalanan daring tiket.com juga menunjukkan dukungan terhadap upaya pemerintah menekan angka penyebaran COVID-19. Kebijakan PPKM level 3 di masa liburan yang biasanya dinantikan pelaku pariwisata diyakini sebagai langkah terbaik demi kepentingan bersama.
"Bagi kami, tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan dan keselamatan masyarakat Indonesia, di mana pun mereka berada," kata Public Relations Manager tiket.com Sandra Darmosumarto.
Sandra mengatakan, kebangkitan pariwisata nasional hanya dapat terwujud ketika angka vaksinasi meningkat dan angka penyebaran COVID-19 menurun.
Masa liburan akhir tahun biasanya menjadi masa "panen" untuk para agen wisata, baik itu konvensional maupun daring. Wakil Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Anton Sumarli pun turut memahami keputusan pemerintah dalam menyambut libur panjang akhir tahun demi konsistensi bisnis ke depan.
"Harapannya jangan sampai nanti terjadi ledakan (kasus) lagi bulan Januari, Februari yang membuat pengetatan lagi sehingga bisnis lebih sulit," kata Anton.
Animo jelang akhir tahun
Di biro perjalanan daring Pegipegi, sudah terlihat ada peningkatan kunjungan ke situs serta pemesanan jelang akhir tahun. Promosi-promosi yang digencarkan oleh biro perjalanan daring turut menarik perhatian konsumen yang sedang mencari hotel hingga transportasi dengan harga yang terjangkau. Sementara itu, data internal Traveloka menunjukkan tren pemesanan tiket pesawat, hotel dan tempat wisata cukup stabil.
Baca juga: PeduliLindungi kini terhubung di aplikasi pemesanan perjalanan
Baca juga: Biro perjalanan daring sambut titik terang di industri pariwisata
Keinginan masyarakat untuk kembali berwisata juga terlihat dari antusiasme pameran wisata yang digelar virtual oleh ASTINDO pada awal November. Melek digital menjadi upaya agen-agen wisata konvensional agar bisa mengimbangi biro perjalanan daring yang menawarkan kepraktisan lewat gawai.
Menurut Anton, animo dan penjualan dari pameran wisata yang melibatkan belasan agen wisata dan enam maskapai penerbangan tersebut menunjukkan hasil positif. Menurut Anton, masyarakat menunjukkan minat untuk berwisata tak hanya ke tujuan domestik, tetapi juga mancanegara.
"Antusiasmenya sudah kembali ke normal, revenge tourism sudah mulai terlihat," kata Anton.
Transaksi wisatawan yang berniat ke luar negeri terbilang tinggi karena destinasi wisata yang bisa didatangi masih terbatas. Rata-rata adalah negara yang jaraknya relatif jauh dari Indonesia sehingga tiketnya pun lebih mahal.
"Kalau dulu banyak yang ke Singapura, sekarang mau enggak mau ke Amerika, Turki, Dubai, Eropa, jadi memang value-nya juga besar, antusiasmenya tinggi," katanya.
Destinasi super prioritas yang digadang-gadang oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga semakin dilirik, termasuk Mandalika yang baru menjadi tuan rumah perhelatan World Superbike. Kendati demikian, destinasi favorit masih dipegang oleh tempat-tempat yang sudah lama jadi primadona seperti pulau Bali, Lombok dan Labuan Bajo.
Sesuai dengan perubahan preferensi konsumen, kini wisatawan mempertimbangkan protokol kesehatan sebagai faktor penting sebelum melakukan perjalanan.
Dengan adanya perubahan perilaku konsumen ini, biro perjalanan daring menyediakan program yang memudahkan konsumen mencari akomodasi yang sudah memenuhi protokol kesehatan hingga laman khusus berisi informasi syarat-syarat perjalanan baik untuk transportasi udara dan darat.
Demi mendukung perjalanan yang aman di tengah kenormalan baru, biro perjalanan turut menyebarkan edukasi perjalanan yang aman kepada para konsumen lewat kanal komunikasi yang mereka miliki.
Sandra mengatakan, fokus tiket.com pada akhir tahun ini selain untuk menghadirkan jajaran promosi untuk perjalanan, juga menjadi jendela informasi terkini perihal regulasi di berbagai destinasi atau kota tujuan masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri.
Belajar dari pengalaman tahun lalu, salah satu penyebab munculnya gelombang baru COVID-19 adalah karena peningkatan mobilitas masyarakat tanpa mengindahkan protokol kesehatan, ujar dia. Pihaknya mengajak masyarakat yang ingin mengunjungi area publik untuk mematuhi protokol kesehatan dan memilih tempat wisata yang telah menggunakan PeduliLindungi untuk skrining akses masuk.
"Mari jaga bersama agar pencapaian masyarakat Indonesia dalam menurunkan angka kasus beberapa bulan terakhir tidak sirna karena kelalaian," kata Sandra.
Baca juga: Indonesia disebut berpotensi kuasai pasar perjalanan online Asean
Baca juga: Pandemi ubah pola pikir wisatawan
Baca juga: ASTINDO apresiasi pemerintah umumkan PPKM nataru sejak jauh hari
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021