Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) berencana membangun training center atau pusat pelatihan bagi calon atlet dan para atlet esport yang merupakan bagian dari program pembinaan.Kita ingin memberikan sebuah edukasi sejak dini ketika mereka di bangku SMP, SMA, SMK
"Training center ini berguna, calon atlet atau atlet-atlet esport kita dapat memiliki satu tempat untuk melakukan pelatihan, termasuk nanti pelatnas, pelatda, dan sebagainya," ujar Ketua Bidang Humas dan Komunikasi PBESI Ashadi Ang dalam diskusi virtual "Membangun Jenjang Karir Atlet Esports & Prestasi Bangsa," Rabu.
Menurut Ashadi, program pembinaan atlet tersebut, merupakan bagian dari rancangan besar program PBESI. Sebagai awal dari program tersebut, Ashadi mengatakan PBESI akan melakukan kerjasama dengan seluruh kementerian terkait, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menjadikan esport sebagai ekstrakulikuler.
Baca juga: Free Fire sabet penghargaan "Esports Mobile Game of the Year"
Rencananya, kegiatan ekstrakulikuler esport akan masuk ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas juga kejuruan (SMA dan SMK) sebagai wadah pengembangan potensi, sekaligus pondasi edukasi tentang esport agar memiliki pola pikir yang benar.
"Kita ingin memberikan sebuah edukasi sejak dini ketika mereka di bangku SMP, SMA, SMK. Artinya, ketika kita bicara esport, ini ekosistemnya sebesar ini, peluangnya sebesar ini, pondasi-pondasi apa yang harus do and dont-nya, kalau kita ingin menjadi atlet sukses," kata Ashadi.
"Supaya mindsetnya benar, sehingga kita bisa menyusun program kerjanya dengan baik dan benar ketika mereka selesai SMA, SMK."
Baca juga: Belletron ERA juarai UniPin Ladies Series SEA Invitational
Lebih dari itu, edukasi dini mengenai esport tersebut, menurut Ashadi, juga dapat membuka pengetahuan mengenai ekosistem esport, tidak melulu menjadi atlet, namun dapat menjadi salah satu komponen dari ekosistem tersebut, salah satunya caster.
"Selanjutnya, apabila mereka telah tamat dari SMK atau SMA, mereka dapat melanjutkan lagi akademi esport yang akan kami buka untuk umum," ujar Ashadi.
"Setelah akademi esport ini selesai, kita akan memberikan turnamen-turnamen untuk mereka dapat mengikuti turnamen tersebut," kata dia menambahkan.
Baca juga: 120 negara ikuti IESF Esports World Championship 2022 di Bali
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021