Sinergi tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Teknologi Informasi Bank Syariah Indonesia Achmad Syafii dan Direktur Marketing LinkAja Wibawa Prasetyawan di Jakarta, Kamis.
Turut hadir menyaksikan penandatanganan MoU Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, dan Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi.
"Kami berterimakasih atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada LinkAja dari BSI. Insya Allah dengan berjamaah, langkah kita akan dimudahkan untuk memajukan literasi digital keuangan di Indonesia," kata Direktur Marketing LinkAja Wibawa Prasetyawan.
Baca juga: Ma'ruf Amin dorong inovasi digital untuk pertumbuhan investasi syariah
Wibawa menjelaskan sinergi yang dilakukan antara LinkAja dan BSI meliputi program promosi yang mencakup dan tidak terbatas untuk ekstra saldo berkah untuk setiap transaksi top up saldo dan transfer di masing-masing platform.
Aplikasi layanan syariah LinkAja juga akan menjadi platform penyaluran tunjangan untuk karyawan BSI. Selain itu, cakupan kerja sama lainnya yakni integrasi produk penarikan saldo di ATM BSI tanpa kartu, buka rekening online BSI di LinkAja dan transfer layanan syariah LinkAja ke rekening BSI dan virtual account BSI.
"Ini juga sejalan dengan gerakan yang dicanangkan Presiden Jokowi pada 2019 lalu mengenai masterplan ekonomi syariah yang akan menjadikan Indonesia makmur, mandiri dan madani. Tentu Indonesia akan menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia," tutupnya.
Baca juga: LinkAja perkuat layanan syariah dengan Muslimat NU dan Paybill
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kerja sama yang terjalin. Menurut dia, salah satu fitur menarik dalam kesepakatan kerja sama itu yakni pembukaan rekening online.
"Yang menarik adalah pembukaan rekening melalui mobile BSI yang bisa connect dengan LinkAja. Kadi nanti customer LinkAja yang mau buka rekening BSI bisa melalui LinkAja. Ini dahsyat. Mudah-mudah ke depan bisa lebih luas," katanya.
Hery mengemukakan kolaborasi dengan LinkAja juga sejalan dengan upaya perbankan tersebut yang tengah fokus membangun kapabilitas digital. Terlebih BSI telah resmi menyelesaikan semua rangkaian merger.
"Secara gradual, transaksi sudah mulai bergeser ke online. 95 persen sekarang transaksi melalui e-channel dan hanya 5 persen melalui cabang," katanya.
Meski saat ini pengguna yang teregistrasi di aplikasi BSI Mobile baru mencapai 3 juta dari total 15 juta pengguna. Namun, pengguna aktifnya mencapai separuhnya. Ada pun transaksi kumulatif per September 2021 mencapai hampir 75 juta transaksi dengan nilai hampir mencapai Rp90 triliun.
"Ini menandakan bahwa transaksi digital jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. Jadi pandemi memang membawa perubahan customer behaviour sehingga kita harus cepat mengantisipasinya melalui kerja sama ini," pungkas Hery.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021