• Beranda
  • Berita
  • Rupiah melemah masih dibayangi percepatan pengetatan moneter The Fed

Rupiah melemah masih dibayangi percepatan pengetatan moneter The Fed

26 November 2021 09:38 WIB
Rupiah melemah masih dibayangi percepatan pengetatan moneter The Fed
Petugas menata tumpukan uang kertas saat melakukan persiapan pengisian ATM di cash center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018). Demi optimalisasi layanan selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, BNI menyiapkan uang tunai rata-rata sebesar Rp16,6 triliun per minggu untuk memenuhi kebutuhan uang tunai di mesin ATM dan outlet. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah masih dibayangi percepatan pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Fed.

Rupiah pagi ini bergerak melemah 22 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.310 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.288 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. Sentimen potensi percepatan pengetatan moneter di AS masih menjadi pendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Selain itu, lanjut Ariston, penguncian atau lockdown di Eropa karena meningginya kasus COVID-19 juga bisa menjadi penekan rupiah karena kekhawatiran tersebut mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko.

Dari dalam negeri, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian gugatan terhadap UU Cipta Kerja bisa menjadi sentimen negatif ke rupiah. Apalagi bila tidak ada tindak lanjut dari pemerintah dan DPR untuk memperbaiki UU sesuai arahan MK.

"Bila UU dibatalkan, bisa memberikan persepsi negatif untuk investor terutama investor luar negeri karena aturan yang terus berubah," ujar Ariston.

Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (25/11) kemarin mencapai 372 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 16 kasus sehingga totalnya mencapai 143.782 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 293 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 8.040 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 136,71 juta orang dan vaksin dosis kedua 92,27 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini masih akan berpotensi melemah ke arah Rp14.330 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.250 per dolar AS.

Pada Kamis (25/11) lalu, rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.288 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.265 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah melemah di tengah pengetatan moneter The Fed yang lebih cepat

Baca juga: Rupiah diproyeksikan melemah seiring masih tingginya inflasi di AS

Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah 4 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021