• Beranda
  • Berita
  • Capres utama kubu oposisi Sierra Leone didakwa korupsi

Capres utama kubu oposisi Sierra Leone didakwa korupsi

26 November 2021 12:00 WIB
Capres utama kubu oposisi Sierra Leone didakwa korupsi
Dokumentasi - Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma memegang berlian seukuran telur ayam yang akan dilelang melalui pasar lelang New York, Amerika Serikat (AS), pada 4 Desember 2017 untuk membiayai pembangunan negaranya melawan kemiskinan. (Reuters)
Komisi anti korupsi Sierra Leone telah mendakwa enam pejabat atas tuduhan korupsi, termasuk seorang calon terdepan kubu oposisi untuk pemilihan presiden 2023.

Samura Kamara adalah kandidat presiden untuk partai oposisi Kongres Semua Rakyat (APC) yang sekarang menjadi oposisi dalam pemilihan 2018, dan merupakan kandidat yang kemungkinan diajukan APC untuk pemilihan 2023.

Yang lainnya termasuk kepala kanselir dan mantan dan atase keuangan yang saat ini merupakan wakil Sierra Leone untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Baca juga: Truk BBM meledak di Sierra Leone tewaskan 99 orang

Keenamnya didakwa dengan berbagai tuduhan korupsi yang melibatkan 4,2 juta dolar AS (Rp60 miliar) yang dimaksudkan untuk renovasi gedung kanselir Sierra Leone di Manhattan.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh komisi anti korupsi pada Kamis malam, Kamara didakwa dengan dua tuduhan termasuk penyalahgunaan dana publik sebesar 2.560.000 dolar AS (Rp36,5 miliar) yang dimaksudkan untuk rekonstruksi gedung kanselir.

Dia adalah menteri luar negeri pada saat melakukan kesalahan yang diduga itu.

Baca juga: Sierra Leone aktifkan tanggap darurat menyusul kasus Ebola

Kamara mengatakan tim hukumnya sedang mempelajari dakwaan tersebut. Tim kampanyenya membantah melakukan kesalahan dalam sebuah pernyataan singkat, seraya mengatakan bahwa "empat puluh tahun menunaikan pelayanan publik, karakternya yang tidak bercacat tidak pernah dipertanyakan baik di tingkat nasional maupun internasional".

Ratusan pendukung Kamara menemaninya ketika dia dibawa untuk diinterogasi di markas komisi antikorupsi di Freetown awal bulan ini, dengan mengatakan tuduhan itu bermotif politik. Para pendukung bentrok dengan polisi yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka.

Keenamnya akan muncul di pengadilan pada 10 Desember, kata pernyataan komisi itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Malaysia janjikan biaya operator telekomunikasi untuk 5G lebih murah

Baca juga: China tidak berkomitmen pada rilis minyak "drop in the ocean" AS

Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021