Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, olahraga, dan sejarah mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, dalam mempersiapkan tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).Kota Surabaya luar biasa, karena kasus COVID-19 turun dengan sangat drastis. Pemerintah Kota dan Dinas Pendidikan juga sangat siap dengan melibatkan masyarakat dalam proses pelaksanaan PTM.
"Kota Surabaya luar biasa, karena kasus COVID-19 turun dengan sangat drastis. Pemerintah Kota dan Dinas Pendidikan juga sangat siap dengan melibatkan masyarakat dalam proses pelaksanaan PTM," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti saat bersama rombongan Komisi X berkunjung ke Balai Kota Surabaya, Jumat.
Oleh karena itu, Agustina mengatakan bahwa Kota Surabaya layak menjadi kota percontohan dalam kesiapan tahapan dan pelaksanaan PTM sebab Pemkot Surabaya tengah mempersiapkan diri menuju penerapan pelaksanaan PTM 100 persen.
"Surabaya memiliki cara yang konkret dalam menghindari kluster sekolah dengan menggelar tes swab berkala. Hal ini membuat Surabaya sangat baik menjadi percontohan untuk pelaksanaan persiapan PTM bagi seluruh kabupaten/kota di Indonesia," katanya.
Baca juga: Komisi II DPR RI desak pemda perhatikan kesejahteraan guru honorer
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan jajaran Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Saat itu, Wawali Armuji menyampaikan bahwa Komisi X DPR RI ingin mengetahui perkembangan dan persiapan pembukaan sekolah, pada proses penyelenggaraan PTM di Kota Surabaya.
"Selain itu, mereka juga ingin mengetahui bagaimana tata kelola penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi COVID-19 dan perkembangan pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga pendidik," ujar Armuji.
Meskipun Kota Surabaya tengah berjuang untuk menekan laju COVID-19, Wawali Armuji mengatakan bahwa Pemkot Surabaya juga berupaya menyeimbangkan ketentuan pelaksanaan PTM, berdasarkan SKB 4 Menteri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri).
"Terkait PTM, Pemkot Surabaya sangat berhati-hati. Pada pelaksanaan PTM, kami telah berkoordinasi dengan Pakar Epidemiologi dan Pakar Kesehatan Masyarakat. Hasilnya, Pemkot Surabaya menerapkan 25 persen kapasitas untuk PTM," ujarnya.
Baca juga: Surabaya jadi percontohan nasional menuju PTM 100 persen
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengatakan, bahwa pelaksanaan PTM di Kota Surabaya telah berlangsung untuk tingkat SD dan SMP. Sedangkan pada pelaksanaannya, pihaknya juga telah meminta izin dari masing-masing wali murid, apakah siswa tersebut di izinkan mengikuti PTM.
"PTM ini bisa berlangsung apabila ada persetujuan dari wali murid. Kami juga melibatkan masyarakat, salah satunya adalah orang tua siswa, tetapi juga ada sekolah yang belum menggelar PTM karena belum mendapat persetujuan dari orang tua," kata dia.
Hingga saat ini, Supomo mengaku, sebanyak 651 SD Negeri dan Swasta, serta 317 SMP Negeri dan Swasta telah menggelar PTM terbatas. Selanjutnya, pelaksanaan PTM ini, pihaknya terus melakukan monitoring secara berkala.
"Kami juga melakukan tes usap kepada siswa dan guru secara rutin, hasilnya hingga saat ini tidak ditemukan kluster sekolah di Kota Surabaya," kata dia.
Namun, Supomo juga menerangkan, bahwa pihaknya bersama Pakar Epidemiologi dan Pakar Kesehatan Masyarakat, telah menyepakati penerapan PTM secara 100 persen di Kota Pahlawan. Hanya saja, masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
"Pertimbangannya, kami menunggu setelah Desember, yang diperkirakan ada eskalasi dari COVID-19," ujarnya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021