Proyek AMARTA yang didanai oleh U.S. Agency for International Development (USAID) ini diselenggarakan untuk mengembangkan tujuan-tujuan yang terdapat dalam Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia. Kemitraan ini berupaya meningkatkan kesejahteraan, melestarikan lingkungan hidup, memperkuat demokrasi, meningkatkan kesalingpengertian, serta menjamin keamanan bagi warga Amerika dan Indonesia.
Menurut Deputy Director USAID Scott Dobberstein, daya saing agribisnis terhambat oleh investasi yang rendah, infrastruktur yang tidak memadai, serta praktik agribisnis yang kurang baik. "Program ini telah berhasil meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas, membangun ikatan yang kuat antara produsen, perusahaan pemasaran, serta para pemangku kepentingan lain, yang telah meningkatkan pendapatan, memperbesar kemampuan, pengetahuan, dan akses ke teknologi dan pasar," kata Dobberstein.
AMARTA menangani proses tata rantai nilai kopi, kokoa, dan hortikultura bernilai tinggi di provinsi Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Bali, Jawa Barat, dan Papua. Proyek ini diselenggarakan dengan bekerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia, sektor swasta, dan para petani kecil.
Selama lima tahun program ini telah berjalan, lebih dari 190.000 petani dan 2.000 penyuluh serta pengusaha mendapatkan pelatihan dan layanan dukungan; hampir 4.000 asosiasi produsen, asosiasi bisnis, dan organisasi masyarakat mendapatkan pendampingan; penyuluh teknis pertanian telah mengenalkan banyak teknologi baru dan praktik manajemen; serta para petani kopi, kokoa, dan buah-buahan bernilai tinggi, sayuran, serta bunga memperoleh pendapatan lebih dari 370 juta dollar AS-yang mencerminkan peningkatan pendapatan sebesar 88%.
USAID berkomitmen dalam membangun, seraya belajar dari keberhasilan dan kendala proyek AMARTA, dengan sebuah proyek lima tahunan yang baru yang akan dimulai pada paruh kedua tahun 2011.
Pewarta: Adityawarman
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011