"Kami (mengambil tindakan) dengan kepekaan yang tinggi dalam menghadapi krisis" kata Kishida kepada wartawan.
Dia menyebutkan bahwa Jepang pada Minggu (28/11) menutup perbatasannya untuk warga asing yang bepergian dari sembilan negara termasuk Afrika Selatan.
"Ketika kami melihat penyebaran virus di seluruh dunia, kami terus mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk memperketat kontrol perbatasan dan akan mengumumkan keputusan kami pada waktu yang tepat," ujar Kishida.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/11) mengklasifikasi varian B11529 yang muncul di Afrika Selatan sebagai SARS-CoV-2 "varian yang diwaspadai", dan menyebutkan bahwa varian itu kemungkinan lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya.
Baca juga: Varian COVID-19 Omicron terdeteksi di makin banyak negara
Bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi berulang dan "perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19," kata WHO lewat pernyataan usai rapat tertutup ahli independen yang meninjau data tersebut.
Infeksi di Afrika Selatan melonjak drastis dalam beberapa pekan terakhir, bersamaan dengan temuan varian yang kini dinamai sebagai Omicron, katanya.
"Varian ini mempunyai mutasi yang banyak, yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal memperlihatkan bahwa varian ini memiliki risiko infeksi berulang yang tinggi, jika dibanding dengan (varian yang diwaspadai) lainnya", kata dia.
Omicron merupakan varian COVID-19 kelima yang menyandang nama.
"Varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat dibanding lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan dalam menyebarkan virus," kata WHO.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah larang WNA 11 negara masuk cegah importasi Omicron
Baca juga: Varian Omicron kemungkinan sudah menyebar di Prancis
Cegah varian Omicron, RI tutup pintu masuk bagi sejumlah negara
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021