Temuan siswa terkonfirmasi positif COVID-19 selama kegiatan pembelajaran tatap muka jenjang SD, SMP, SMA/SMK di Kota Yogyakarta terus bertambah menjadi 26 siswa namun satgas COVID-19 setempat belum mengklasifikasikan sebagai klaster.seluruh kontak erat dari kasus positif sudah diminta isolasi
"Jumlahnya memang bisa dikatakan banyak karena kami masih mencari. Tidak berdiam diri saja menunggu ada warga yang bergejala baru dilakukan tracing dan testing," kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Jumlah temuan tersebut berasal dari pemeriksaan terhadap siswa di 17 sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan total 2.079 sampel.
Temuan kasus tersebar di kurang dari 10 sekolah dengan terbanyak enam kasus di satu sekolah meski berasal dari murid di kelas yang berbeda-beda.
Seluruh siswa yang dinyatakan terkofirmasi positif COVID-19 tidak menunjukkan gejala sakit dan dalam kondisi kesehatan yang baik.
"Kami langsung melakukan tracing dan testing menggunakan rapid test antigen baik ke siswa satu kelas dan keluarga. Hasilnya negatif, jadi kami belum mengklasifikasikan sebagai klaster karena tidak ada penularan yang meluas," katanya.
Meskipun demikian, seluruh kontak erat dari kasus positif sudah diminta isolasi dan akan tetap menjalani swab PCR pada hari kelima sebagai "exit test" untuk memastikan apakah terjadi paparan atau tidak.
"Atau apakah ini yang disebut herd imunity. Saat seseorang terpapar tetapi tidak menularkan dan mereka yang terpapar pun dalam kondisi yang baik-baik saja. Tidak ada keluhan kesehatan," katanya.
Ia pun meminta epidemiolog untuk ikut menganalisa kondisi penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta tersebut.
"Kota Yogyakarta sudah menuntaskan vaksinasi untuk dosis pertama dan untuk dosis kedua sudah mencapai 85 persen. Apakah kondisi ini juga mempengaruhi paparan kasus di Yogyakarta?" katanya.
Meski ada temuan kasus dari kegiatan pembelajaran tatap muka, namun Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta menyebut tidak akan terburu-buru menghentikan pembelajaran tatap muka.
"Tetap akan kami kaji dulu. Makanya, kami melakukan pemeriksaan bertingkat dari antigen hingga PCR untuk mencari pola sebarannya dan akar penularannya sehingga kebijakan yang nantinya dikeluarkan pun tepat," katanya.
Kegiatan pemeriksaan terhadap siswa yang sudah menjalankan PTM direncanakan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan sasaran sekolah yang berbeda.
Baca juga: Temuan kasus positif COVID-19 dari PTM Kota Yogyakarta bertambah
Baca juga: Puan mengajar sejarah saat meninjau PTM di Yogyakarta
Baca juga: Gubernur DIY minta perguruan tinggi siapkan SOP sebelum gelar PTM
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021