• Beranda
  • Berita
  • ARMC Gelar Pelatihan Mediator Konflik Bagi Pemangku Adat

ARMC Gelar Pelatihan Mediator Konflik Bagi Pemangku Adat

22 April 2011 17:50 WIB

"Para pemangku adat memiliki peranan penting dalam masyarakat. Mereka juga lebih mengetahui kearifan lokal di daerah masing-masing yang bisa digunakan sebagai alat rekonsiliasi."

Ambon (ANTARA News) - Ambon Reconciliation and Mediation Center (ARMC) akan menggelar pelatihan mediator konflik bagi latupati (pemangku adat) di Maluku pada Juli 2011.

"Kegiatan ini untuk membekali para latupati dengan pengetahuan bagaimana mengantisipasi timbulnya konflik dalam masyarakat maupun antar-kampung, serta penanganan dan upaya rekonsiliasi yang bisa dilakukan," kata Direktur ARMC, Abidin Wakano, kepada ANTARA News di Ambon, Jumat.

Ia mengatakan, pelatihan tersebut dimaksudkan untuk meminimalisir adanya konflik kecil antar masyarakat yang bisa saja membesar, seperti klaim batas wilayah negeri ataupun perseteruan antar pemuda di dua desa yang kerap terjadi di Maluku.

"Para pemangku adat memiliki peranan penting dalam masyarakat. Mereka juga lebih mengetahui kearifan lokal di daerah masing-masing yang bisa digunakan sebagai alat rekonsiliasi," katanya.

Menurut Wakano, konflik kecil antar kampung mulai terjadi sejak adanya Undang-undang (UU) Nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa. Peraturan tersebut membuat kampung-kampung yang sebelumnya adalah negeri adat saling mengklaim paling tua di Maluku.

Selain itu, penyetaraan tersebut juga menyebabkan konflik ekonomi, permasalahan minoritas dan mayoritas yang isunya kemudian dipolitisasi oleh oknum-oknum tertentu menjadi konflik antar suku maupun agama.

"Awalnya negeri-negeri di Maluku dipimpin oleh raja yang diberi gelar latu. Setelah Belanda menjajah Maluku, mereka dengan politik pecah belah membagi beberapa kerajaan dan mengganti sistem pemerintahannya dibawah pimpinan pati atau orang kaya yang diadopsi dari Jawa dan Sumatera," katanya.

Ia menambahkan, kegiatan pelatihan yang akan digelar lembaga yang dibawahi oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon itu, akan melibatkan beberapa pakar dari Walisongo Mediation Center (WMC) Semarang.

"Kami telah melakukan beberapa kajian bersama WMC. Nantinya mereka juga dilibatkan karena kami sama-sama mengutamakan kearifan lokal dalam membuat suatu rekonsiliasi konflik," kata Abidin Wakano.
(T.KR-IVA/E001)


Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011