Varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika selatan, mendorong aksi jual di pasar keuangan pada Jumat (26/11/2021) di tengah kekhawatiran virus tersebut akan semakin mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang berkembang setelah pandemi dua tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Senin (29/11/2021) bahwa varian tersebut membawa risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi karena lebih banyak negara menutup perbatasan.
Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengatakan negara itu tidak akan kembali ke penguncian musim dingin ini, tetapi mendesak orang-orang untuk divaksinasi, mendapatkan booster dan memakai masker.
Pasar agak tenang pada Senin (29/11/2021), dengan pasar saham AS dan harga minyak rebound karena investor mengambil pandangan yang lebih seimbang, menunggu sampai dampak varian menjadi lebih jelas.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mengalami penurunan satu hari terbesar sejak Mei pada Jumat (26/11/2021), naik 0,2 persen menjadi pada 96,367.
Status dolar sebagai tempat berlindung yang aman berarti mendapat manfaat dari ketidakpastian, tetapi jatuh pada Jumat (26/11/2021) karena investor melihat varian Omicron mungkin mempengaruhi waktu rencana Federal Reserve dan bank-bank sentral utama lainnya untuk menaikkan suku bunga.
"Tantangan lain untuk pemulihan ekonomi global tampaknya menunjukkan bahwa itu menguntungkan dolar sebagai tempat yang aman," kata Juan Perez, ahli strategi dan pedagang valas di Tempus Inc di Washington.
"Varian ini baru dan bahkan tampaknya komunitas medis ingin meminimalkan dampak negatif ekonomi apa pun dari berita itu. Pendapat kami adalah bahwa sekali lagi kami berada di bawah belas kasihan penyakit yang telah bersama kami selama dua tahun, tetapi kali ini juga rasanya kita lebih siap untuk tetap menjalani hidup," imbuhnya.
Volatilitas satu bulan euro-dolar mencapai level tertinggi sejak Desember 2020 pada Senin (29/11/2021) sebelum turun kembali.
Euro, yang naik terhadap dolar pada Jumat (26/11/2021), melemah 0,4 persen menjadi pada 1,1271 dolar AS. Yen Jepang melemah terhadap dolar, di mana dolar naik 0,2 persen menjadi 113,76 yen.
Franc Swiss juga membalikkan pergerakan baru-baru ini. Pada Jumat (26/11/2021) franc mengalami lompatan satu hari terbesar terhadap dolar sejak Juni 2016, pergerakan harian yang sedikit lebih besar daripada di puncak guncangan pasar pertama yang disebabkan oleh virus corona pada Maret 2020
Seperti dolar, baik yen maupun franc Swiss cenderung naik pada saat terjadi tekanan keuangan. Namun, pada Senin (29/11/2021), franc Swiss turun 0,3 persen versus greenback pada 0,9244 franc per dolar AS.
Analis mengatakan pasar mata uang kemungkinan akan tetap bergejolak sampai varian baru lebih dipahami.
Goldman Sachs mengatakan tidak akan mengubah perkiraan ekonominya berdasarkan varian Omicron sampai kemungkinan dampaknya menjadi lebih jelas.
Di pasar uang kripto, bitcoin mencapai level terendah tujuh minggu pada Minggu (28/11/2021) sebelum meningkat kembali. Bitcoin terakhir naik 1,2 persen pada 58.016 dolar AS. Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa di 69.000 dolar AS awal bulan ini.
Baca juga: Dolar naik tipis, mata uang utama lain mundur karena guncangan Omicron
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup menguat, investor optimis ekonomi domestik
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021