"Critical success factor itu yakni penetapan pariwisata berkelanjutan Taman Nasional Komodo (TNK), persiapan Bandara Komodo menjadi bandara internasional, dan penyelesaian integrated tourism masterplan (ITMP) Labuan Bajo Flores," kata Shana Fatina di Labuan Bajo, Selasa.
Dalam penetapan pariwisata berkelanjutan TNK, menurut dia, ada dua komponen penting yang harus diperhatikan yakni menata kelola kembali aktivitas pariwisata berkelanjutan di dalam kawasan TNK yang tidak mengganggu proses konservasi dan mengembangkan destinasi di luar kawasan TNK.
Baca juga: Industri pariwisata Labuan Bajo perkuat adaptasi tren baru pariwisata
Shana juga mengingatkan pentingnya pengembangan destinasi lain di luar kawasan TNK, agar wisatawan memiliki berbagai pilihan wisata ketika berkunjung ke Labuan Bajo. Dengan demikian, wisatawan tidak melulu datang ke TNK, yang bisa menyebabkan penumpukan wisatawan.
Selanjutnya, untuk penyiapan Bandara Komodo menjadi bandara internasional, identifikasi permintaan dilakukan untuk penerbangan medium atau jarak menengah guna pengisian bahan bakar. Terkait hal tersebut, rute dari Singapura dan Australia bisa menjadi gerbong utama bandara internasional.
Oleh karena itu, berbagai persiapan telah dilakukan, yakni dengan persiapan pengelolaan bandara oleh konsorsium CAS-Changi, perpanjangan landasan pacu 250 meter, reduksi Bukit Kelumpang, dan pembukaan rute penerbangan internasional.
Shana menyebut pembangunan terminal kedua akan diselesaikan di tahun 2022, sehingga pada Maret 2022 nanti Bandara Komodo memiliki segmen khusus yang sewaktu-waktu bisa diubah ke segmen internasional. Tentunya Labuan Bajo juga harus terkonektivitas ke semua pulau yang ada di NTT.
Baca juga: BPOLBF-ITB kolaborasi perkuat pemasaran produk UMKM Labuan Bajo
Berikutnya, penyelesaian ITMP Labuan Bajo Flores harus dimulai dari penyusunan ITMP dan konsolidasi visi pengembangan pariwisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo Flores.
ITMP Labuan Bajo Flores memiliki empat komponen utama, yakni peta pariwisata dan ekonomi kreatif; pembangunan infrastruktur; pengembangan sumber daya manusia; dan investasi yang harus dilakukan.
"ITMP itu nanti akan menjadi panduan yang diturunkan menjadi rencana induk masing-masing kabupaten, provinsi, dan nasional, sehingga meski ada pergantian kepemimpinan, ITMP tetap berjalan dan memenuhi standar yang diinginkan," tutup Shana.
Baca juga: Badan Otorita Labuan Bajo bentuk ekosistem sehat UMKM di Nusa Tenggara
Baca juga: BPOLBF gunakan aplikasi GIS permudah akses informasi DPSP
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021