• Beranda
  • Berita
  • Kasus COVID-19 pada anak cenderung meningkat saat libur panjang

Kasus COVID-19 pada anak cenderung meningkat saat libur panjang

30 November 2021 22:12 WIB
Kasus COVID-19 pada anak cenderung meningkat saat libur panjang
Tangkapan layar Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro dalam webinar Kupas Tuntas Vaksinasi COVID-19 dan Vaksinasi Anak yang diikuti secara daring, di Jakarta, Selasa (30/11/2021). ANTARA/Virna P Setyorini.

Bukan kita enggak boleh berlibur, tapi masanya belum tepat untuk ajak anak-anak,

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan kasus COVID-19 pada anak cenderung meningkat saat libur panjang.

Prof Sri Rezeki dalam webinar Kupas Tuntas Vaksinasi COVID-19 dan Vaksinasi Anak yang diikuti secara daring, di Jakarta, Selasa, mengatakan dengan melihat data dari situs COVID19.go.id untuk peta sebaran April 2021, jumlah kasus COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia mencapai 12,1 persen dari total kasus 171.755.

"Jadi kalau lihat grafik terbanyak yang menderita COVID-19 sih untuk dewasa," kata Prof Sri.

Namun demikian, ia mengatakan ada hal khusus terkait dengan kasus COVID-19 pada anak, dengan kecenderungan jumlahnya meningkat saat ada libur panjang. "Ini jadi masalah untuk kita," ujarnya pula.
Baca juga: IPA minta imunisasi rutin anak didahulukan sebelum vaksinasi COVID-19


Menurut dia, itu terjadi selepas anak-anak diajak berwisata saat libur panjang, dari sana peningkatan kasusnya kelihatan sekali. Angka kasus COVID-19 pada anak 0-2 tahun dan 3-6 tahun setiap selesai libur panjang mengalami kenaikan, dan itu juga terjadi pada anak dengan usia lebih besar yang duduk di SD, SMP ataupun SMA.

"Ini yang kita was-was. Kalau kita akan libur akhir tahun jangan sampai angka kasus naik seperti itu, ini yang mungkin harus kita sadari bersama. Bukan kita enggak boleh berlibur, tapi masanya belum tepat untuk ajak anak-anak," ujar dia.

Jika melihat pola kasusnya, Prof Sri Rezeki mengatakan, Indonesia pernah punya gelombang pertama COVID-19 setelah libur Natal dan Tahun Baru 2021. Dan begitu libur Idul Fitri dan kemudian ada cuti bersama, kenaikan angka kasusnya luar biasa di bulan Mei, Juni hingga Juli.

"Nah itu yang disebut gelombang dua. Alhamdulillah sudah turun, tapi jangan sampai kita ketemu gelombang tiga," ujar dia pula.

Untuk mencegah gelombang 3 COVID-19 terjadi di Indonesia, Pemerintah sudah mencanangkan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia. "Maksudnya manis-manis dulu deh di rumah. Ada kesempatan untuk lebih dekat dengan anak-anak dari 24 Desember sampai 2 Januari. Anak-anak tidak dibawa ke tempat kerumunan lokasi wisata, mal, kendaraan umum dulu," kata Prof Sri Rezeki.

Keluar rumah hanya jika sangat perlu, seperti untuk berobat atau vaksinasi. Kalau ada anak yang demam, ia menyarankan segera melakukan tes antigen, dan jika ternyata positif COVID-19 segera berobat.
Baca juga: Ahli sarankan lengkapi vaksinasi rutin anak sebelum vaksin COVID-19
Baca juga: Menghadirkan atensi bagi anak korban pandemi

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021