Keunikan itu juga diiringi oleh potensi kebencanaan, sehingga harus dikelola dengan baik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjalin kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Perhubungan demi mencapai pembangunan berkelanjutan.
Sekretaris Utama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwi Budi Sutrisno dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Rabu, mengatakan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan maka diperlukan sinergi antara transfer pengetahuan dan data dari sektor pariwisata serta maritim dengan data yang dapat diberikan oleh BMKG.
"Nilai tambah baru berupa peningkatan keamanan, keselamatan, dan perekonomian hanya bisa dicapai jika adanya sinergi antara kedua sektor tersebut," katanya.
Ia menyampaikan, wilayah Indonesia sangat strategis dengan kekayaan dan keunikan kondisi meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
"Keunikan itu juga diiringi oleh potensi kebencanaan, sehingga harus dikelola dengan baik," katanya lagi.
Dia menambahkan, dengan pengelolaan yang baik maka dapat mengurangi dampak kerugian yang akan ditimbulkan dalam rangka meningkatkan keselamatan jiwa dan harta, ekonomi, dan sosial.
Saat ini, BMKG telah mengembangkan dan mengoperasikan beberapa sistem informasi dan peringatan dini beberapa bencana, di antaranya sistem informasi dan peringatan cuaca ekstrem serta potensi dampaknya (Signature BMKG).
Selain itu, Flash Flood Guidance System, sistem informasi dan peringatan banjir pesisir/rob (CIFS BMKG), Sistem Informasi Gelombang dan Arus (Ocean Forecast System BMKG).
Kemudian, sistem informasi peringatan dini iklim ekstrem untuk potensi kekeringan, informasi musim hujan dan kemarau, informasi intensitas ultraviolet, informasi prediksi demam berdarah (CEWS), dan sistem informasi gempa serta peringatan dini tsunami (InaTEWS).
"Kami juga telah berupaya untuk mengintegrasi sistem-sistem informasi bahaya (hazards) tersebut ke dalam suatu sistem informasi multibahaya yang terintegrasi dalam single-platform untuk meningkatkan efektivitas dalam mewujudkan Zero Victim dalam bentuk Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi (MHEWS)," ujar Dwi Budi.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas para pihak dalam memanfaatkan informasi meteorologi maritim.
Ruang lingkup kerja sama itu di antaranya meliputi penyediaan, pertukaran, dan pemanfaatan data dan/atau informasi meteorologi maritim serta peringatan dini tsunami, serta penyebarluasan informasi meteorologi maritim dan peringatan dini tsunami.
Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan momentum sport tourism seperti World Superbike (WSBK) di Mandalika, NTB adalah salah satu contoh event yang mengundang banyak wisatawan dan butuh perhatian dari segi keselamatan serta info cuaca yang akurat.
"Sehingga kendala dan mitigasi bencana bisa tertangani dengan baik," katanya lagi.
Baca juga: Sri Mulyani dorong fokus APBN capai tujuan pembangunan berkelanjutanBaca juga: Wapres: Ekonomi syariah sejalan dengan pembangunan berkelanjutan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021