Aturan baru itu akan diberlakukan pada penghuni asing dari Afsel, Eswatini, Namibia, Zambia, Malawi, Mozambik, Lesotho, Angola, Botswana, dan Zimbabwe.
"Dari sisi pencegahan, kami tidak hanya akan membatasi kedatangan warga asing yang baru, tetapi juga penghuni asing yang kembali, kecuali ada keadaan khusus yang memungkinkan," kata kepala sekretariat kabinet pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers.
"Kami akan mempertahankan kedaruratan ini dan melacak situasi di berbagai negara agar mampu merespons dengan cepat dan fleksibel," kata dia.
Baca juga: Kabar COVID-19 dunia, dari Omicron hingga larangan ke Jepang
Pada Senin (29/11), Jepang mengambil langkah-langkah pembatasan paling ketat di dunia untuk mencegah masuknya virus corona varian Omicron dengan menutup perbatasannya selama setidaknya satu bulan.
Sehari kemudian, kasus Omicron pertama di Jepang ditemukan pada seorang diplomat Namibia.
Matsuno mengatakan dari 70 orang penumpang lain, tak seorang pun yang menunjukkan tanda-tanda sakit. Mereka sebelumnya ditetapkan sebagai kontak dekat diplomat Namibia itu di pesawat yang sama.
Pembatasan perjalanan di Jepang sedikit dilonggarkan beberapa pekan lalu, namun kemudian dibatalkan. Langkah itu disambut baik oleh publik dan pelaku bisnis.
Tapi beberapa sektor ekonomi yang bergantung pada warga asing yang bermagang di Jepang bisa terkena dampak jika penutupan perbatasan diperpanjang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang konfirmasi kasus pertama COVID Omicron
Baca juga: Cegah Omicron, Jepang akan larang masuk warga asing
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021