• Beranda
  • Berita
  • BRIN ciptakan produk berbasis black garlic mengandung anti-diabetes

BRIN ciptakan produk berbasis black garlic mengandung anti-diabetes

1 Desember 2021 18:04 WIB
BRIN ciptakan produk berbasis black garlic mengandung anti-diabetes
Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Pangan Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi (OR PPT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Soni Solistia Wirawan berbicara dalam webinar sebagai rangkaian acara Gelar Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pangan 2021 pada hari kedua di Jakarta, Rabu (1/12/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi (OR PPT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menciptakan produk kesehatan berbasis bawang hitam atau black garlic yang mengandung anti-diabetes dan anti-inflamasi, serta memperkuat stamina.

"Ini juga dari bawang tunggal, kita fermentasi dimasukkan ke insenerator selama sebulan sehingga keluarlah vitamin-vitaminnya dan ini  manfaatnya untuk anti inflamasi, anti diabetes, memperbaiki lemak darah dan stamina juga," kata Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Pangan OR PPT BRIN Soni Solistia Wirawan dalam webinar sebagai rangkaian kegiatan Gelar Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pangan 2021 pada hari kedua di Jakarta, Rabu.

Bawang hitam atau black garlic adalah bawang putih yang diproses secara fermentasi pada suhu tertentu dan waktu yang lama sehingga menghasilkan senyawa baru yang bermanfaat bagi kesehatan.

Baca juga: OR PPT BRIN ciptakan produk pangan cegah stunting

Dalam hal ini, OR PPT menggunakan bawang putih tunggal yang difermentasi selama sebulan dalam suhu dan kelembapan tertentu. Produk tersebut diberi nama Stamilic.

Stamilic mengandung ekstrak cair black garlic dan ekstrak jahe, kombinasi yang semakin memperkaya kandungan antioksidan.

Kandungan aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dapat menghambat radikal bebas dalam tubuh. Bawang hitam mengandung antioksidan 10 kali lipat dari bawang putih.

Black garlic dapat meningkatkan sel-sel imun, yakni sel natural killer, sel limfosit B dan sel limfosit T, dan kandungan senyawa bioaktif S-allyl-L-cysteine (SAC) yang sangat tinggi, yakni sebanyak 20 kali lipat dibanding bawang putih segar.

SAC adalah senyawa yang mempunyai manfaat kesehatan untuk anti-inflamasi, anti-diabetes dan memperbaiki lemak darah.

Baca juga: Organisasi Riset BRIN: Invensi harus sampai ke tahap komersialisasi

Bawang hitam hasil fermentasi OR PPT itu memiliki tekstur lembut, rasa manis, dan bebas bau.

Produk kesehatan tersebut dapat menjadi suplemen untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas yang penting di tengah pandemi COVID-19.

Baca juga: Kemkes harapkan BRIN gunakan TKDN tinggi dalam produk riset kesehatan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021