"Informasi dari BMKG kami bagikan ke warga, berjenjang melalui lurah, RW, RT, untuk mempersiapkan terutama lokasi-lokasi yang memang ada di pesisir pantai, misalnya, Muara Angke, Muara Baru, Kamal Muara," ujar Depika saat dihubungi wartawan di Jakarta Utara, Rabu.
Sebelumnya, Prakirawan BMKG Arinda Rizky dalam peringatan dini Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok yang diterima di Jakarta Utara pada Rabu menyebutkan, potensi banjir rob ini disebabkan adanya aktivitas pasang air laut pada fase bulan baru.
Kecamatan Penjaringan menjadi salah satu wilayah di pesisir Jakarta Utara yang diprediksi bakal terdampak fenomena pasang maksimum air laut ini.
Karena itu, masyarakat yang tinggal di pesisir Jakarta Utara diimbau mewaspadai fenomena pasang maksimum air laut selama sepekan.
Baca juga: BPBD: ada 13 RT di Kecamatan Penjaringan Jakut terkena dampak rob
Baca juga: BPBD DKI perkirakan puncak hujan dan potensi rob Januari-Februari 2022
Fenomena kenaikan (pasang) air laut itu diperkirakan melanda pada 2-9 Desember, dengan puncak pasang diperkirakan pada pukul 08.00-12.00 WIB.
Depika mengatakan, ada beberapa titik permukiman lainnya di Penjaringan yang lokasinya rendah sehingga bisa tergenang apabila ketinggian air pasang dalam kondisi tak terkendali.
"Ada beberapa titik lainnya seperti Kapuk Muara, kalau memang pengaruh robnya sangat besar, air dari laut naik ke Kaliadem, nanti kita lihat apakah itu berpengaruh masuk ke Kapuk ataupun ke Pejagalan," ujar Depika.
Ia mengatakan, dampak rob dapat menimbulkan terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan informasi cuaca maritim dari BMKG.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021