"Pantauan citra satelit Himawari-8 terlihat adanya pumpunan awan konvektif pada sistem dan semakin terlihat sirkuler," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Guswanto mengatakan dari analisis angin perlapisan, sirkulasi pada lapisan bawah hingga menengah terpantau dengan baik.
Baca juga: Dua Siklon Tropis pengaruhi tinggi gelombang perairan Indonesia
Namun demikian di lapisan 200 hPa sirkulasi tampak lebih melebar dan kecepatan angin terpantau sangat kuat, dengan divergensi (20-30 s-1) dan shear vertical sedang (10-20 knots).
Kemudian vortisitas lapisan bawah hingga tengah cukup kuat, konvergensi lapisan bawah terpantau sedang (10-20 s-1), dan suhu muka laut hangat (29-30°C).
"Berdasarkan data NWP dalam 48 jam ke depan sistem ini akan meningkat dan bergerak ke arah barat-barat laut. Potensi untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori sedang," ujar Guswanto.
Dampak tidak langsung yang dapat ditimbulkan oleh bibit siklon 94W dalam 24 jam ke depan adalah potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai angin kencang di wilayah Aceh dan
Sumatera Utara.
Kemudian tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter (Moderate) di wilayah Perairan selatan Kep. Anambas dan Natuna, Laut Natuna, Perairan timur Kep.Bintan
Selanjutnya potensi tnggi gelombang 2,5- 4,0 meter (Rough Sea) di kawasan Perairan Utara Kep. Anambas, Perairan Barat Kep. Natuna, Perairan Kep. Subi, Serasan. Selanjutnya tinggi gelombang 4.0 - 6.0 meter (Very Rough Sea) di Laut Natuna Utara dan Perairan Utara Natuna.
Baca juga: BMKG: Sejumlah wilayah berpotensi hujan lebat dan masuk waspada banjir
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021