Dikutip dari Reuters pada Sabtu, hal itu dikarenakan pembuat mobil terbesar di dunia itu mematuhi aturan emisi yang lebih ketat di wilayah tersebut.
"Pada tahun 2030, setidaknya setengah dari model campuran Toyota akan menjadi nol emisi, termasuk kendaraan listrik (electric vehicle / EV) dan mobil sel bahan bakar hidrogen," kata Toyota.
Baca juga: Toyota hadirkan GR86 dengan opsi modifikasi
Toyota, seperti pembuat mobil lainnya, merilis banyak mobil listrik untuk memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat di pasar utama seperti Eropa Barat.
Tidak seperti beberapa perusahaan mobil, Toyota tidak berkomitmen untuk meninggalkan mobil bensin sama sekali, dengan alasan bahwa beberapa daerah belum siap untuk beralih ke EV atau teknologi propulsi alternatif lainnya.
Toyota mengatakan penjualan kendaraan listrik, seperti EV dan mobil hibrida (hybrid) akan membantu memperluas penjualan kendaraan di wilayah tersebut menjadi sekitar 1,3 juta unit pada 2022 dari 1,07 juta tahun ini.
Baca juga: Akhir tahun yang menantang, penjualan Hyundai dan Toyota turun
Baca juga: Toyota "recall" Sienna 2022
Baca juga: EV Smart Mobility Toyota sudah dicoba lebih dari 700 orang
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021