PT Angkasa Pura I menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial perusahaan yang diharapkan rampung pada Januari 2022, sehingga dapat bangkit dari dampak pandemi.
"Seperti diketahui, sektor aviasi dan pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Namun di tengah situasi sulit ini, manajemen telah menyiapkan sejumlah inisiatif strategis untuk meminimalisir dampak pandemi dengan merestrukturisasi operasional dan finansial," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura (API) I Faik Fahmi dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang pada 15 bandara AP I. Pada 2019 trafik penumpang di bandara AP I mencapai 81,5 juta penumpang, namun turun menjadi 32,7 juta penumpang pada 2020 dan pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.Faik Fahmi menjelaskan akan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional, seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, penundaan program investasi serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru.
Ia optimistis dengan program restrukturisasi tersebut dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan, terutama kemampuan untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya, dan upaya fund raising.
Baca juga: Angkasa Pura Aviasi komitmen wujudkan Kualanamu jadi regional hub
"Hal yang menggembirakan adalah adanya kenaikan trafik penumpang di akhir-akhir ini hingga mencapai 129.000 pada 28 November lalu dari rata-rata trafik sebelumnya yang hanya hanya sekitar 55.000 - 60.000 per hari. Hal ini yang membuat optimisme kami terjaga," ujarnya.
Selain itu untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan AP I adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya, pemanfaatan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali, dan mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok.
Ia menyebut total target hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana Rp3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp704 miliar, dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.
Dengan adanya pembangunan bandara AP I maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan. Pada 2021 akan mencapai Rp44 triliun dari semula Rp24 triliun pada 2017.
"Manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit ini dan berkomitmen untuk dapat survive dan menunaikan kewajiban perusahaan kepada kreditur, mitra, dan vendor secara pasti dan bertahap. Dengan berbagai inisiatif strategis tersebut kami optimis dapat bertahan menghadapi kondisi sulit ini dan mulai bangkit pada 2022 serta dapat mencatatkan kinerja keuangan positif," katanya.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021