Hal itu dikemukakan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Baparekraf, Rizki Handayani Mustafa dalam webinar bertema "Pariwisata..! Lets Go on Fire” yang diselenggarakan Forum Jurnalis bekerja sama dengan 3 Kampus Merdeka yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, STIKOM InterStudi Jakarta dan STIE Bisnis Indonesia Jakarta.
Menurut Rizki Handayani, pandemi Covid-19 telah mengubah tren pariwisata dari yang mass tourism menjadi individual traveler dan lebih mengutamakan isu kesehatan.
"Kami dari Deputy VI Kemenperekraf terus mendorong diversifikasi produk wisata, MICE dan event karena pada tahun 2022 MICE ini akan sangat berkembang," katanya seperti tertuang dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Pentingnya digitalisasi dan kualitas SDM ekraf bagi pariwisata
Untuk itu, lanjut dia, pengembangan SDM pariwisata menjadi sangat penting guna mencapai quality tourism, sehingga Kemenparekraf terus melakukan pelatihan dan pengembangan dan kolaborasi dengan sekolah pariwisata serta penyesuaian kurikulum pariwisata terkait digitalisasi.
Selain itu, kata dia, pada masa pandemi pemerintah juga membuka peluang dibukanya destinasi wisata medical karena memiliki potensi yang sangat besar.
"Mumpung bordernya masih ditutup untuk berobat ke luar negeri, pemerintah berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, IDI, farmasi, asuransi, dan platform kesehatan untuk melakukan kampanya sehat di Indonesia," terangnya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dr Ismail mengatakan pada era up and down pandemi seperti ini, saatnya sektor pariwisata menghadirkan masa 'menanam' bersama Keminfo untuk menuntaskan infrastruktur digital di seluruh daerah wisata.
Baca juga: Kemenparekraf perkuat strategi dongkrak kualitas destinasi pariwisata
"Seluruh tempat wisata harus tersentuh conectivity telekomunikasi dan internet. Tidak hanya tersedia tapi harus dengan kualitas broadband agar bisa mengirimkan video,” ujarnya Ismail.
Ia mengatakan solusi digital juga menjadi penting, selain untuk memudahkan wisatawan, juga meyakinkan bahwa perjalanan mereka aman dari berangkat sampai pulang.
Sementara itu anggota Komisi X DPR RI Nur Purnama Sidi dalam pemaparannya yang disampaikan Staf Ahli Frenza Fairuz Firmansyah mengatakan digital travel, digital tourism, smart marketing, smart vilage, akan menjadi peluang pariwisata di Indonesia di era revolusi Industri 4.0.
"Pengembangan desa wisata menjadi pandemic winer of tourism destination karena sesuai dengan trend pariwisata yaitu lebih mengarah pada personal, kedekatan, kenyamanan dan pariwisata yang mengedepankan masyarakat sebagai pengelolanya," ujarnya.
Ketua Harapan Pemuda Indonesia Laila Nihayati mengatakan pemuda bisa menjadi salah satu solusi sektor pariwisata. "Para pemuda yang memiliki sikap kreatif, inovatif, daya saing dan berani keluar dari zona nyaman, dengan satu gadget bisa menyampaikan informasi yang baik terkait pariwisata," ujarnya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021