• Beranda
  • Berita
  • Gapki: Harga CPO turun, tertekan dampak munculnya Omicron

Gapki: Harga CPO turun, tertekan dampak munculnya Omicron

5 Desember 2021 21:38 WIB
Gapki: Harga CPO turun, tertekan dampak munculnya Omicron
Ilustrasi: Pekerja mengumpulkan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Rabu (3/11/2021). ANTARA FOTO/Rahmad

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami tekanan pada awal Desember 2021 sebagai dampak turunnya harga minyak kedelai dan pengaruh varian baru Virus Corona, Omicron.

"Terjadi penurunan harga CPO di awal Desember, dampak beberapa faktor. Harga minyak sawit memang dipengaruhi banyak faktor," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Darma Sucipto di Medan, Sumatera Utara, Minggu.

‌Harga CPO pada tanggal 1 Desember, kata dia, misalnya tinggal Rp14.143 per kilogram dari 1 November yang mencapai Rp14.782 per kilogram.

Harga CPO yang melemah pada awal Desember, lanjut dia, sebagai dampak melemahnya harga minyak kedelai, serta pengaruh munculnya varian COVID-19 Omicron yang membuat ketidakpastian di pasar global.

Baca juga: Airlangga sebut Indonesia bertekad jadi penentu harga CPO global

Menurut dia, sulit diprediksi apakah harga masih akan melemah lagi sepanjang Desember atau justru menguat, karena banyak faktor yang mempengaruhi harga CPO.

Darma menyebutkan meski pada awal Desember harga turun, namun secara rata-rata sepanjang tahun 2021, harga CPO cukup bagus.

Pada November misalnya harga rata-rata CPO sudah sebesar Rp14.613 per kilogram. Harga CPO, kata dia, bahkan sudah pernah mencapai angka tertinggi sepanjang 2021 di November.

Paling tinggi harga CPO terjadi pada 3 November atau mencapai Rp14.893 per kilogram.

"Meski harga CPO di Desember tren melemah, tetapi harga CPO sepanjang Januari-Desember 2021 masih tergolong tinggi dibandingkan periode sama 2020," katanya.

Ada pun permintaan CPO di pasar global. masih terus menguat.

Baca juga: Produksi CPO Indonesia diprediksi naik hingga 1,9 juta ton tahun depan
 

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021