Dilaporkan pertama kali oleh The Wall Street Journal, sejumlah komedian meminta royalti ketika lelucon mereka diputar di radio dan layanan seperti Spotify, Pandora, YouTube, dan SiriusXM.
Upaya para komedian tersebut didukung oleh perusahaan administrasi hak asasi global, Spoken Giants, yang bekerja untuk memastikan bahwa para entertainer atau penghibur diberikan kompensasi untuk konten kata-kata yang diucapkan mereka.
Baca juga: Spotify akan buat fitur video singkat seperti TikTok
Seperti yang dicatat WSJ, ketika layanan digital memutar konten mereka, komedian biasanya dibayar oleh label atau distributor mereka, bekerja sama dengan organisasi SoundExchange. Namun secara teknis, mereka tidak diberi kompensasi untuk menulis konten itu. Spoken Giants berharap ada perubahan terkait hal tersebut.
Setelah gagal bernegosiasi dengan Spoken Giants, Spotify menghapus ratusan konten para komedian. Dalam sebuah pernyataan kepada WSJ, Spotify mengatakan bahwa mereka sudah membayar sejumlah uang untuk konten yang dipermasalahkan.
Hingga kini, belum ada kabar apakah Spotify akan mencoba bernegosiasi lagi dengan Spoken Giant atau akan mengembalikan konten komedian.
Akhir tahun ini, Spotify diperkirakan akan memiliki lebih dari 400 juta pengguna. Dengan demikian, komedian yang terkena dampak mungkin akan kehilangan visibilitas dalam jumlah besar.
Baca juga: J-Hope BTS punya 8 Juta pengikut di Spotify, rekor baru solois Korsel
Baca juga: BTS artis K-pop teratas di Spotify Indonesia dan global
Baca juga: Spotify Wrapped 2021 hadir semakin personal bagi pengguna
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021