• Beranda
  • Berita
  • Presiden: Indonesia harus berwatak "trendsetter" bukan "follower"

Presiden: Indonesia harus berwatak "trendsetter" bukan "follower"

6 Desember 2021 12:10 WIB
Presiden: Indonesia harus berwatak "trendsetter" bukan "follower"
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kiri) dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) membuka Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Tahun 2021 secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (6/12/2021). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/aa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia harus memiliki watak trendsetter atau selalu terdepan dan berpengaruh, bukan menjadi follower yang hanya menjadi pengikut.

Presiden Jokowi saat membuka Kongres DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin, mengajak segenap bangsa Indonesia untuk melakukan lompatan kemajuan agar bisa melebihi pencapaian negara lain.

"Kita harus melompat. Kalau tidak melompat, ya jangan berharap kita bisa mendahului negara-negara lain yang sudah lebih maju lebih dari kita. Kita harus melakukan lompatan kemajuan, Kita harus berwatak trendsetter, bukan watak follower," kata Presiden.

Baca juga: Presiden Jokowi hadiri Kongres III PA GMNI

Presiden mengatakan Indonesia harus bisa mendahului negara lain dalam dunia saat ini yang semakin kompetitif. Karena itu, tidak mungkin Indonesia mendahului negara lain jika menggunakan jalur dan cara yang sama, melainkan harus menemukan jalur dan cara-cara baru.

“Kita tidak boleh melalui anak tangga yang dulu dilalui negara maju. Kalau itu kita lakukan, kita tidak mungkin bisa mendahuluinya. Ini pasti,” ujar dia.

Upaya menjadi lebih unggul dibanding negara lain juga merupakan bagian dari memperjuangkan kedaulatan. Maka itu, dalam zaman penuh disrupsi saat ini, kedaulatan harus diperjuangkan dengan inovasi, dan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tantangan saat ini yang harus dilalui dengan inovasi adalah revolusi industri jilid keempat dan pandemi COVID-19.

“Revolusi industri jilid keempat telah mendisrupsi seluruh sendi sendi kehidupan masyarakat. Pandemi COVID-19 telah memaksa dunia untuk berhenti sebentar dan harus mengembangkan cara dan normalitas baru,” kata Presiden.

Namun, kata Presiden, tantangan-tantangan tersebut harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk memotivasi segenap bangsa agar menemukan inovasi supaya tetap maju dan bergerak.

"Tatkala dunia lockdown dimana-mana, kita dengan teliti mengendalikan pandemi dan ekonomi harus digerakkan secara hati hati," kata Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden: Kedaulatan bukan berarti menutup diri

Baca juga: Tokoh muda diharap berperan di PA GMNI

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021