• Beranda
  • Berita
  • 15 finalis SSI sempurnakan produk dan model bisnis

15 finalis SSI sempurnakan produk dan model bisnis

7 Desember 2021 08:58 WIB
15 finalis SSI sempurnakan produk dan model bisnis
Ilustrasi. (ANTARA/SSI)
Program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memasuki batch ketiga, di mana 15 startup finalis mendapatkan pelatihan penyempurnaan produk serta model bisnis.

Dengan tema utama batch ini mencari Product-Market Fit (PMF), 15 startup itu melakukan berbagai upaya untuk menyempurnakan produk dan model bisnis dengan pelatihan dari para veteran startup Indonesia seperti Grady Laksmono, co-founder dan head of selly GoTo Financial, Phil Opamuratawongse co-founder Shipper, dan Fajar Budiprasetyo co-founder dan CTO Happyfresh.

Baca juga: Tips menggaet investor untuk pendiri startup pemula

PMF berarti melakukan upaya penyempurnaan produk dan model bisnis untuk meningkatkan kecocokan atau loyalitas/retensi pengguna terhadap produk yang mereka tawarkan sebelum startup masuk tahap ekspansi pasar. Ini penting untuk menunjukkan seberapa jauh startup dapat memberikan solusi tepat bagi pasar.

Dengan adanya pandemi yang memberikan dampak negatif pada sebagian besar startup di Indonesia (42,5 persen), maka semakin penting bagi startup tahap awal untuk mempelajari cara terbaik menemukan PMF agar bisa bertahan.

Oleh karena itu, dalam pernyataan pers dikutip Selasa, SSI membagikan tips penting dari tiga veteran startup Indonesia agar startup tidak menjadi "zombie" yakni bisa bertahan namun tidak memiliki pertumbuhan bisnis.

Pertama, lakukan uji pasar sesegera mungkin. Salah satu kesalahan utama startup adalah menunggu terlalu lama untuk menguji apakah pasar menerima produk mereka dengan baik atau tidak.

Jika model bisnis startup adalah dengan basis langganan, maka tawarkan biaya langganan yang ideal kepada para pengguna, dan evaluasi feedback yang mereka berikan untuk menentukan apakah skema tersebut bisa berjalan dengan baik atau tidak.

Baca juga: Kominfo pertemukan startup digital dengan investor di Startup Studio

Kedua, lakukan pengujian untuk menghitung dampak nyata. Dalam operasional startup, seringkali perusahaan menghadirkan fitur-fitur baru dengan harapan untuk menarik semakin banyak pengguna. Namun, hal ini justru bisa menjadi distraksi dari tawaran utama startup.

Oleh karena itu, Fajar Budiprasetyo menyarankan startup untuk menjalankan A/B testing agar bisa menghitung dampak nyata dari sebuah promo/fitur/kemitraan baru.

Kemudian, dengarkan umpan balik dari pengguna. Pemikiran kritis menjadi hal esensial yang harus dimiliki semua pendiri startup. Untuk bisa mencapai PMF, maka jalan terbaik adalah untuk benar-benar memahami target pengguna, mulai dari kebutuhan, keinginan, hingga harapan mereka.

"Semua pengguna ingin mencoba layanan startup agar bisa mempermudah hidup mereka. Untuk itu, terlebih bagi para startup B2B atau startup yang model bisnisnya rumit dan membutuhkan edukasi lebih, kalau pengguna belum tertarik mencoba, kita yang harus giat ‘jemput bola’ dan mengajak mereka untuk menggunakan sistem kita, jelaskan apa saja kelebihan-kelebihannya," kata Phil Opamuratawongse, merefleksikan pengalamannya dalam membesarkan Shipper.

Tips selanjutnya, bersikap lah fleksibel dalam mengadaptasi produk. Faktanya, tidak semua startup akan sering digunakan oleh pengguna. Bergantung pada jenis bisnisnya, ada startup-startup yang hanya digunakan sekali sebulan atau sekali dalam beberapa bulan. Ini akan menurunkan tingkat retensi pengguna.

Mengomentari permasalahan ini, Phil menyarankan startup founder untuk bisa membangun produk atau fitur-fitur baru yang bisa melengkapi solusi utama tersebut.

Terakhir adalah fokus mengembangkan power user. Hal lain yang tak kalah penting untuk menentukan PMF adalah fokus dalam pengembangan basis power user. "Kenali siapa saja power user atau pengguna setia kita, dan berfokuslah untuk memperluas segmen ini dengan membangun produk-produk baru sesuai dengan kebutuhan mereka," jelas Grady.

Mengingat pentingnya tahap PMF untuk startup, SSI berharap pelatihan tahun ini bisa berkontribusi dalam mencetak 150 startup digital yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari venture capital pada tahun 2024.


Baca juga: Startup Studio Indonesia masuki sesi "1-on-1 coahing"

Baca juga: Kemenko Marves harap startup SSI Batch 3 bantu pulihkan pariwisata

Baca juga: Startup Studio Indonesia "batch" 2 masuki tahap akhir

Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021