Hal tersebut disampaikan oleh Direktur dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, pada jumpa pers virtual, ditulis pada Rabu.
"Awalnya, GERMAS menjadi gerakan sehari-hari untuk mencegah penyakit tidak menular, tapi, pada saat pandemi COVID, selain prokes, GERMAS menjadi pelengkap dan ini adalah momennya untuk digaungkan," kata dr. Imran.
Baca juga: Industri diajak aktif hadirkan inovasi produk pangan bergizi seimbang
"Selain prokes 3M dan 5M, ada prokes lainnya yaitu meningkatkan imun dengan olahraga teratur, istirahat teratur, stress control, hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, dr. Imran mengatakan, GERMAS memiliki dampak jangka pendek dan panjang terutama di masa pandemi yang sudah berlalu dua tahun belakangan ini.
Untuk efek jangka pendek, dengan mulai tekun dan disiplin menerapkan gaya hidup sehat, dapat berdampak pada pemutusan rantai penularan COVID-19 karena tubuh sehat dan imun terjaga.
Sementara, untuk dampak jangka panjang, diharapkan dapat mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi, serta meningkatkan kualitas hidup.
Untuk itu, dr. Imran mengatakan, penting bagi orang tua, pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk aktif memberikan kesadaran kepada generasi muda agar mau mulai menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat, seimbang dan bergizi.
"Remaja saat ini akan menjadi pemimpin bangsa di bonus demografi. Mereka yang berada di usia produktif itu akan besar sekali. Kalau penduduknya tidak produktif dan berkualitas, nanti akan minus. Intervensinya harus dimulai dari sekarang, mulai dari gizi dan kesehatan," ujar dia.
Untuk peningkatan pemahaman akan makanan bergizi seimbang, dr. Imran mengatakan, orang tua bisa mengenalkan pedoman "Isi Piringku" dari Kemenkes.
Adapun aturan pembagian makanan dalam "Isi Piringku" adalah 1/2 porsi piring makan terdiri dari sayur dan buah-buahan yang beragam jenis dan warna.
Lebih lanjut, 1/3 dari 1/2 porsinya di isi dengan buah-buahan, dan 2/3 dari 1/2 porsinya di isi sayuran.
Baca juga: Perubahan perilaku saat pandemi tantangan terapkan gaya hidup sehat
Baca juga: Reisa: Pola makan gizi seimbang dapat bantu perangi Omicron
Baca juga: Peningkatan kualitas SDM dimulai dari kesehatan generasi muda
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021